Belajar Mendengar

Oleh: Saiful Hadi

Belajar adalah pekerjaan yang berat, butuh waktu yang tidak sedikit, biaya selangit, serta tenaga yang ekstra dalam menjalaninya. Ada sebuah kalimat bijak yang menyatakan "belajarlah bersabar ketika belajar". Iya bersabar, itulah kuncinya, terutama bersabar dalam mendengarkan, sebab mendengar merupakan sarana untuk menyerap informasi terbaru, berbeda dengan berbicara karena hal itu hanya mengulang informasi yang telah diperoleh sebelumnya.

Daripada sekadar berasumsi atau menarik kesimpulan sendiri yang bisa saja salah tafsir, dengan menyimak secara langsung apa yang dirasakan atau dipikirkan orang lain, akan membantu kita memahami semuanya dengan lebih baik. Dengan demikian akan lebih mudah mencari solusi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi.

Mendengar itu pekerjaan yang melelahkan sekaligus membosankan, dan umumnya lebih banyak yang ingin "didengar" dibanding "mendengar". Jika semuanya ingin didengar lantas siapa yang bakal mendengar?

Sekalipun bersama dalam mendengarkan, namun sering kali berbeda dalam menangkap maknanya. Banyak kata yang menunjukkan arti dekat justru dipahami jauh atau sebaliknya. Semua itu sesuai tingkat dan pemahaman masing2 pendengar. [Maniyyah al Faqir al mujarid wa sairah Al murid al mutafarrid]

Mendengar adalah langkah membina keharmonisan, baik itu dalam skala rumah tangga maupun dalam tatanan sebuah negara. Dewasa ini, masalah utama yang terjadi adalah tidak ada yang mendengar, padahal diberbagai pelosok negeri berbagai rintihan dan jeritan begitu nyaring terdengar, semakin banyak tekanan yang diberi maka semakin banyak pula nyanyian2 pilu yang begitu menyayat jiwa. Mungkin, bisa jadi para anak negeri adalah sosok tuts piano yang terdengar bernada merdu ditelinga tatkala jemari kotor mereka menekan-nekannya.

Demikian halnya dalam sebuah Instansi Perusahaan, kelancaran aktivitas perkantoran sangat ditentukan oleh komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan. Seorang pimpinan haruslah menjadi sosok yang "peka", bukan sosok yang "pekak",  sebab jika penglihatan dan pendengarannya rusak maka bagaimana caranya ia mengetahui kondisi disekitarnya. 

Sejarah telah mencatat bagaimana gigihnya Sayyidina Umar bin Khatab dalam menjalankan roda pemerintahan, bahkan beliau rela memanggul sendiri bahan pangan untuk diberikan kepada rakyatnya yang kelaparan. Dan tentu saja apa yang dikerjakan oleh Sayyidina Umar bukanlah sebuah pencitraan, jangankan masuk koran, facebook pun belum ada saat itu.

Retaknya sebuah biduk rumah tangga bisa saja berawal dari hilangnya pendengaran. Ketika istri tidak lagi mendengar suaminya maka yang terjadi adalah hilangnya sosok pemimpin yang disegani, pada akhirnya anak-anak pun memberontak. Demikian juga ketika suami tidak mendengar maka sang istri akan merasa terabaikan sehingga bisa saja mencari sosok lain yang rela mendengar. Berawal dari curhat sehingga akhirnya nekat lalu terjadilah apa yang terjadi.

Mendengar itu adalah salah satu wujud syukur. Sebagai sebuah langkah nyata dalam mensyukuri nikmat, saat panggilan azan menyeru sudah seharusnya telinga dan kaki segera mengayunkan langkah memenuhi undangan-Nya. Umat-umat terdahulu menjadi binasa hanya karena tidak mau mendengar seruan dakwah para Nabi-Nya.

Katakanlah: "Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (Al-Mulk : 23)
Name

akhlaq,6,Aqidah,25,Berita,2,biografi,19,Buku,11,dakwah,46,Dayah,11,Doa,12,Download,11,Dunia Muslim,18,ebook,11,Fiqih,114,gerhana,15,Ibadah,44,Infografik,7,Islam,61,jamaah,1,Jinayah,1,Jumat,41,khutbah,41,Kisah,20,LGBT,1,Masjid,15,Mazhab,1,Motivasi,209,Muamalah,12,Nikah,55,PELAJAR,5,Perpustakaan,34,Puasa,12,quote,3,quran,2,qurban,1,Ramadhan,12,santri,13,sejarah,24,Shalat,18,Syar'i,1,Tafsir,8,Tarawih,26,Thaharah,5,tokoh,11,Ulama,2,Video,56,Warisan,11,
ltr
item
Catatan Fiqih: Belajar Mendengar
Belajar Mendengar
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQPUp19NWB-3l94vTawdEv1x_V6eN86DUl3wWC3RZyB6e6v2qyo0K5VIxY9T40oF9n9ZrQl26MMz6Hej5WooERQ2TNWbkENXi7z0c1VlpUw_BEsSyAo_0dgpSS5YPuwoCDpMt5bkG3cdY/s640/belajar-mendengar-1024x682.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQPUp19NWB-3l94vTawdEv1x_V6eN86DUl3wWC3RZyB6e6v2qyo0K5VIxY9T40oF9n9ZrQl26MMz6Hej5WooERQ2TNWbkENXi7z0c1VlpUw_BEsSyAo_0dgpSS5YPuwoCDpMt5bkG3cdY/s72-c/belajar-mendengar-1024x682.jpg
Catatan Fiqih
https://www.catatanfiqih.com/2015/03/belajar-mendengar.html
https://www.catatanfiqih.com/
https://www.catatanfiqih.com/
https://www.catatanfiqih.com/2015/03/belajar-mendengar.html
true
7393550621511658776
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content