Andai saja Tuhan meminta untuk menghitung seluruh nikmat pemberian darinya, sungguh tidak akan pernah bisa menghitungnya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Demikianlah salah satu ayat yang sering diulang-ulang dalam surat Ar-Rahman.
Dalam Tanbihul Ghafilin, Abu Laits As-samarqandi meriwayatkan dari Muhammad bin Dawud, Nabi Musa AS berkata kepada Tuhan: "wahai Tuhanku, bagaimana Adam dapat mensyukuri nikmat yang Engkau anugrahkan kepadanya, dimana Engkau menciptakannya dengan tangan Mu, Engkau jua yang meniupkan nyawa ke dalam dirinya, Engkau tempatkan dia di syurga Mu, dan Engkau perintahkan para Malaikat untuk bersujud kepadanya? Tuhan Berfirman :"wahai Musa, Adam mengetahui bahwa semuanya itu dari Aku, maka dia memujiKu atas yang demikian itu. Yang demikian itu merupakan rasa syukur terhadap yang telah Aku perbuat kepadanya".
Dalam perspektif fiqih, dikala memperoleh suatu anugrah ataupun nikmat maka dianjurkan untuk mengerjakan sujud syukur. Sujud Syukur adalah sujud yang dilakukan oleh seseorang ketika mendapatkan nikmat, seperti lahirnya seorang bayi dan mendapatkan harta atau terhindar dari suatu bencana, seperti selamat dari tenggelam dan dari reruntuhan. Hukum sujud syukur adalah sunat berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abi Bakrah:
Ø£َÙ†َّ النَّبِÙŠَّ صَÙ„َّÙ‰ اللَّÙ‡ُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ Ùƒَانَ Ø¥ِØ°َا Ø£َتَاهُ Ø£َÙ…ْرُ سُرُورٍ - Ø£َÙˆْ: بُØ´ِّرَ بِÙ‡ِ - Ø®َرَّ سَاجِدًا Ø´َاكِرًا Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ“
Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam apabila datang kepadanya suatu perkara yang menyenangkan, beliau langsung bersungkur bersujud” (Sunan Abu Dawud, no.2774)
Jika direnungkan secara mendalam, maka setiap detiknya selalu saja nikmat Tuhan dicurahkan kepada manusia, hampir setiap detik kita menghirup nafas tanpa perlu membayar sepeser pun, bukankah ini sebuah nikmat? Muawiyah bin Abu Sufyan pernah berkata kepada teman-temannya: "apa yang kalian tahu tentang kesejahteraan?", masing-masing dari teman beliau punya berbagai pendapat; kemudian Muawiyah berkata :"kesejahteraan bagi lelaki ada empat macam, yaitu punya tempat tinggal, kehidupan yang cukup, istri yang menyenangkan, dan apa yang kami tidak mengenalnya kemudian kami tidak menyakitinya".
Sufyan Ats Tsauri juga mengatakan, ada dua macam nikmat yang jika kamu dikaruniainya maka bersyukurlah kepada Allah, yaitu jauh dari pintu penguasa dan jauh dari pintu dokter.
Diriwayatkan dari salah seorang tabi'in, beliau berkata :"barangsiapa yang merasa mendapat nikmat, maka hendaklah mengucapkan Alhamdulillah. Barangsiapa yanh banyak risau hendaklah mengucap Istighfar. Barangsiapa yang merasa tertekan dengan kemiskinan, maka hendaklah ia mengucapkan La haula wa la quwwata illa billahil-aliyyil-azim".
Masih dalam Tanbihul Ghafilin, Abu Laist menjelaskan bahwa kesempurnaan syukur itu berada dalam tiga hal, yaitu:
- Apabila Allah Ta'ala mengaruniai sesuatu kepadamu, maka perhatikanlah siapa yang memberi karunia tersebut, lalu kamu memuji kepada Nya dengan mengucap Alhamdulillah.
- Merasa puas atas nikmat yang Allah berikan
- Selama sesuatu itu bermanfaat bagimu, dan badanmu sehat, maka janganlah bermaksiat kepada Nya.
Referensi : Tanbihul Ghafilin, Bab Syukur.