Oleh: Nurul A'la (*)
Amr bin Hisyam yang lebih dikenal dengan panggilan Abu Jahal, merupakan seorang pimpinan penduduk Mekah. Jauh sebelum julukan Abu Jahal melekat pada dirinya, ia telah dikenal dengan panggilan Abu Hakam (Bapak yang Bijak). Panggilan ini didasari karena kepiawaiannya dalam urusan hukum dan pemerintahan. Akan tetapi karena penolakannya terhadap islam, padahal hujjah yang dibawakan oleh Rasulullah begitu kuat, sejak itu laqabnya berubah menjadi Abu Jahal (Bapak yang bodoh).
Bagi Abu Jahal, ajaran baru Nabi Muhammad saw bukan hanya keluar dari pakem khazanah budaya warisan nenek moyang, tetapi juga menyinggung eksistensi Abu Jahal sebagai tokoh Qurays Mekah ketika itu.
Kebencian Abu jahal terhadap Rasulullah semakin meningkat, dan intimidasi pun semakin bertambah sejak Abu Thalib, paman sekaligus pelindung beliau wafat pada tahun 619 M. Bahkan pada september 622 M, dalam satu pertemuan yang melibatkan pemuka qurays, Abu Jahal mengusulkan gagasan untuk membunuh Nabi. Rencana pembunuhan ini melibatkan pemuda-pemuda berpengaruh dari setiap kabilah yang ada dalam bani qurays agar keluarga Rasulullah tidak berani menuntut balas.
Namun persengkongkolan itu telah diketahui oleh Rasulullah melalui malaikat Jibril, sehingga Nabi hijrah bersama Abu Bakar meninggalkan rumahnya menuju Yastrib yang kemudian hari dikenal dengan sebutan Madinah. Di saat yang sama, Rasulullah mengizinkan Ali bin Abi Thalib mengisi tempat tidurnya guna mengecoh para pemuda qurays yang telah siap mengepung rumah beliau.
Bersambung...
(*) Santri Dayah Darul Aman Lubuk - Aceh Besar
Terimakasih tgk postingannya
ReplyDeleteTerimakasih kembali (y)
ReplyDelete