Berusahalah, Pasti Ada Cara



Bersikap optimis adalah sala satu langkah dalam menggapai sukses. Tiada soal yang tidak mempunyai jawaban, semuanya pasti ada cara. orang tua kita dulu sering mengatakan "menyo jeut ta pelaku, boh labu jeut keu asoe kaya" artinya lebih kurang "jika bisa di olah dengan baik maka buah labu pun bisa menjadi makanan yang nikmat". Intinya adalah kita butuh "duit", duit yang dimaksud merupakan akronim dari kata Doa, Usaha, Ilmu dan Tawakal. Iya kita perlu berdoa agar tidak disebut sombong, perlu usaha agar tidak disebut pemalas, butuh ilmu agar tidak dikatakan bodoh, dan pasrahkan semuanya dengan Tawakal pada Tuhan.

Berusahalah, pasti ada cara, karena tidak ada yang tidak mungkin. Saya teringat dengan sebuah konsep dalam gramatikal arab, dimana sebuah kalimat yang dibentuk berdasarkan jumlah ismiyah terdiri dari mubtada dan khabar. Syarat dari isem supaya menjadi mubtada mestilah bentuknya berupa isem makrifah, bukan isem nakirah. Namun rupanya biarpun pakem awalnya mestilah dalam bentuk isem makrifah, ternyata dengan isem nakirah pun bisa saja dibuat menjadi mubtada

Sebagaimana yang tersebut dalam kitab Mutammimahisem nakirah bisa dijadikan mubtada asalkan di dahului oleh huruf nafi atau istifham, cara lainnya isem nakirah tersebut harus berperan sebagai mudhaf atau dalam bentuk jar-majrur. Sekali lagi, intinya disini adalah selalu ada jalan jika kita mau berusaha, buktinya seperti dalam kasus mubtada tadi.

Anything Possible, lantas kenapa terus bergalau ria dalam menghadapi berbagai persoalan? Hidup akan selalu dipenuhi dengan berbagai persoalan, kaya dan miskin keduannya adalah ujian. Untuk itu bersabarlah sedikit dalam hidup, tidak perlu gegabah dan terburu buru, karena yang demikian itulah yang menjadi awal kekacauan. Sering kita amati di trafic light betapa sebagian orang yang membunyikan klakson kendaraan sedemikian rupa karena ga sabaran, padahal membunyikan klakson ini juga tidak akan menyelesaikan masalah bahkan bisa saja merunyamkan keadaan yaitu munculnya polusi suara. Bayangkan jika ada orang latah di trafic light, saat diklakson bisa saja dia terkejut sehingga asal tanjap gas tanpa kedali, sehingga bisa saja menabrak pengguna jalan lainnya.

Terakhir, saya ingin mengutip sepotong kalimat dari Aa Gim, beliau berkata mulailah dari hal yang kecil, dan dari diri sendiri. Sekian dulu tulisan ini.
  • [accordion]
    • Support Catatan Fiqih
      • Catatan Fiqih berjalan atas kerja keras seluruh jejaring penulis dan editor. Jika kamu ingin agar kami bisa terus melahirkan catatan atau video yang mengedukasi publik dengan nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil Alamin, silakan sisihkan sedikit donasi untuk kelangsungan website ini. Tranfer Donasi mu di sini:

        Paypal: hadissoft@gmail.com | atau 
        BSI 7122653484 an. Saiful Hadi


Mahram Berbeda dengan Muhrim


Oleh: Saiful Hadi

Bahasa Arab itu unik, berbeda baris saja sudah menyebabkan perbedaan arti, apalagi kalau berbeda huruf maka jelas semakin jauh lagi perbedaannya. Sering kita dapati dalam percakapan sehari-hari ada dua istilah yang terkadang terbalik-balik dalam penggunaannya, yaitu kata "mahram" dan "muhrim". Sekilas keduanya terdengar sama saja, namun ternyata ada perbedaan arti yang amat jauh dari keduanya.

Memang dalam penulisan teks arabnya sama, namun harakatnya berbeda. Teks arabnya:

محرم

Bacaan pertama dibaca "Muhrim" (huruf mim dibaca dhammah dan ra’ dibaca kasrah) artinya orang yang melakukan ihram, baik irham haji maupun umrah. Ketika jamaah haji atau umrah telah memasuki daerah miqat, kemudian dia mengenakan pakaian ihramnya dan menghindari semua larangan ihram, orang semacam ini disebut muhrim. Asal kata dari Ahrama – yuhrimu – ihraaman – muhrimun yang merupakan bentuk isim fail.

Sementara "Mahram" (huruf mim dan ra’ dibaca fathah) artinya orang yang haram dinikahi karena sebab tertentu, misalkan karena hubungan nasab, dan mertua.

Simak juga penjelasan dalam video berikut: