Semangat Qurban dalam Mewujudkan Sikap Bela Negara

Oleh: Saiful Hadi

Materi Khutbah Idul Adha SPN Seulawah


Khutbah Pertama

اللهُ  اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (×3) اللهُ اَكبَرْ (×3 اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّهِ بُكْرَةً  وَأصِيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ  اْلحَمْدُ  الحمد لله, الحمد لله الذى خلق الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله.  اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين. اما بعد فياأيهاالحاضرون اتقوالله, اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وانتم مسلمون, وقال الله تعالى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا 

 

بَارَكَ الله لِى وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذْكُرَ الْحَكِيْمَ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَاِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ العَلِيْمُ, وَأَقُوْلُ قَوْلى هَذَا فَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Khutbah Kedua

اللهُ  اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ  كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ  وَ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُاَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ  تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ  وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ  وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا  مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ  حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَقَالَ  تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا  الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللهُمَّ  اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ  اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ  وَاْلمُسْلِمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى  اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ 

Kaum muslimin wal muslimat sidang jamaah shalat id yang berbahagia

Pada pagi idul adha yang indah ini, yang masih diliputi sejuknya hawa gunung seulawah, marilah sejenak kita bertadabur sembari merenungkan berbagai macam nikmat dan rahmad yang telah Allah Ta’ala anugrahkan pada kita semua. Andaipun kita mencoba mengumpulkan seluruh lautan untuk dijadikan tinta menuliskan nikmatnya, sungguh itu semua tidak seberapa dan tak akan pernah dapat kita perhitungkan. Dengan demikian sudah sepatutnya kita mensyukuri segala nikmat dari-Nya dengan jalan taat terhadap segala Titahnya.

Shalawat dan salam, mari senantiasa kita sampaikan kepada junjungan alam, Baginda Nabi Muhammad saw dan kepada seluruh keluarga dan sahabat beliau. Sebagaimana kita maklumi, berkat jasa-jasa beliau, dimana sebelumnya manusia berada dalam lembah kejahilan, patung yang tidak berdaya dijadikan sesembahan, anak perempuan dimusnahkan, namun akhirnya ketika cahaya iman menerangi melalui dakwah beliau, umatpun tercerahkan, sehingga dalam kurun waktu 23 tahun lamanya Arab telah bermetamorfosis menjadi bangsa yang berperadaban, dan dari sini tersebarlah islam ke seluruh penjuru dunia bahkan sampai ke bumi Aceh seperti yang kita rasakan saat ini. 

Kemudian tidak lupa jua kata-kata kemulian kepada Bapak Kepala SPN Seulawah (Kombes Pol. Drs. Armia Fahmi), dan seluruh jajarannya, juga teristimewa kepada seluruh keluarga besar SPN Seulawah, dan yang saya banggakan para peserta didik Bintara Polri 2016 yang penuh dengan semangat juang.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah!

Dalam Kitan Tanbihul Ghafilin disebutkan, diantara segala hari-hari dalam setahun, sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengistimewakan empat hari, yakni hari 1. jumat,  yang didalamnya apabila hamba-hamba Nya memohon sesuatu baik itu mengenai urusan dunia maupun akhirat, melainkan Allah akan mengabulkannya. 2. Hari arafah (9 zulhijjah), pada hari itu Allah Ta’ala berbangga kepada Malaikatnya dengan berfirman; “wahai malaikatku, lihatlah hamba-hambaku yang datang dengan rambut kusut dan berdebu, mereka telah membelanjakan hartanya, dan meletihkan badannya; saksikanlah bahwa aku telah mengampuni mereka. 3. Hari raya idul adha, apabila hari itu datang dan seseorang menyembelih hewan qurbannya, maka tetesan pertama dari hewan tersebut menjadi penebus terhadap dosa yang telah ia lakukan. 4. Hari raya idul fitri, pada hari itu Allah ta’ala gantikan segala keburukan-keburukan dengan berbagai macam kebaikan.

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia!

Alhamdulillah tepat di pagi ini kita semua telah berada dalam salah satu hari yang istimewa, yakni idul adha. Momen Idul Adha mengingatkan kita mengenai arti cinta yang sebenarnya, cinta bukan hanya sekedar sebuah ungkapan belaka, melainkan cinta yang disertai dengan perjuangan dan pengorbanan.

Membuka kembali lembaran sejarah, momen idul adha mengingatkan kita mengenai kisah Nabi Ibrahim dan Ismail, yang merupakan sebuah kejadian penting yang penuh dengan perjuangan dan pengorbanan, serta menguji rasa kesetiaan. Kisah tersebut secara lengkap telah Allah Ta’ala rekam dalam surat As-Shaafat ayat 99-109.

Secara ringkas, dalam ayat tersebut Allah mengisahkan bagaimana Nabi Ibrahim yang awalnya belum punya anak, lalu beliau bermohon sehingga akhirnya Allah Ta'ala anugrahkan seorang putera bagi beliua yang dinamain dengan Ismail. Dikala telah semakin tumbuh dengan baik, Allah perintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih Ismail.

Ma’asyiral muslimin Rahimakumullah...

Menilik kepada kisah tersebut, setidaknya ada empat hikmah utama yang bisa kita petik sebagai sebuah teladan yang perlu diterapkan dalam kehidupan.

pertama, kisah Nabi Ibrahim merupakan contoh nyata dari keimanan yang teguh. Disana tergambar dengan jelas sikap Nabi Ibrahim dan Ismail dalam memahami perintah dari Tuhannya. Keimanan datang dari sebuah keyakinan, dimana dalam hal ini Nabi Ibrahim meyakini bahwa perintah yang datang dari Tuhannya adalah sebuah kebenaran mutlak yang harus dipatuhi olehnya sebagai hambaNya. Demikian pula, keimanan merupakan kunci sukses terhadap segala hal, sekaligus menjadi sebab turunnya Rahmat Allah Ta’ala. Hal ini sebagaimana yang telah Allah Ta’ala nyatakan dalam QS 7. Al A'raaf: 96

وَلَوْ أَمنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوْاْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَـٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلأَرْضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَـٰهُمْ بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ 

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."

Dalam kitab Durra-tun Nasihin  (Mutiara Nasihat) yang ditulis oleh Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad asy-Syakir al-Khaubury, dijelaskan, "Bahwasannya peradaban umat manusia di dunia ini akan tegak, kuat nan abadi, manakala di dalamnya ditopang dengan 4 (empat) pilar, yang satu sama lainnya saling menguatkan, Yaitu: Ilmu para ulama, pemimpin yang adil, orang kaya yang pemurah, serta doa dari kaum dhuafa”.

Ulama merupakan pewaris para Nabi, melalui mereka umat tercerahkan dan terahkan ke jalan yang benar. Pekerjaan para ulama tentu saja akan semakin menuai kesuksesan yang besar dengan adanya dukungan kebijakan yang baik dari umara. Syekh Ahmad Musthafa al-Maragi di dalam tafsirnya yang sangat fenomenal, tafsir al-Maragi jilid 2, halaman 166-167 menjelaskan yang dimaksud dengan umara adalah para Pemimpin, Hakim, sekaligus penegak keamanan.

Kemudian, sikap cinta terhadap tanah air juga terlihat dengan jelas pada Nabi Ibrahim ketika beliau mendoakan agar negeri mekah yang merupakan tempat tinggalnya Istri dan anaknya Ismail, dijadikan sebagai negeri yang aman serta berlimpah rezki, dan penduduknya menjadi insan yang beriman. Mencintai tanah air merupakan bagian dari iman, biarpun hadist tentang hal ini tergolong lemah, namun oleh para ulama mengganggap bahwa maknanya shahih, sebab jika mati karena membela jiwa, harta dan kehormatan juga digolongkan mati syahid.

Dalam tafsir Jalalain, Doa Nabi Ibrahim seperti yang tersebut dalam Al-Baqarah ayat 126 dikabulkan Allah sehingga negeri Mekah dijadikan sebagai suatu negeri yang suci, darah manusia tidak boleh ditumpahkan, seorang pun tidak boleh dianiaya, tidak boleh pula diburu binatang buruannya dan dicabut rumputnya. Dan negeri tersebut juga berlimpah buah-buahan sebagaimana yang menjadi kenyataan sekarang, dimana berbagai macam buah-buahan diangkut dari negeri Syam melalui orang-orang yang hendak tawaf, sekalipun tanahnya merupakan suatu tempat yang tandus tanpa air dan tumbuh-tumbuhan, namun tidak kurang sedikitpun buah2an disana.

Ma’asyiral muslimin…

Kedua adalah sikap sabar. Lihatlah bagaimana sikap Siti Hajar yang patuh terhadap suami, dengan bersusah payah menjalani kehidupan di tempat yang tandus tersebut dengan penuh kesabaran. Dan  Lihatlah pula ketika Nabi Ibrahim akhirnya meyakini datangnya perintah Allah untuk menyembelih anaknya, bisakah kita bayangkan apa yang berkecamuk didalam hatinya, bisakah kita bayangkan bagaimana perasaannya? saya pribadi tidak bisa membayangkannya karena bagi seorang hamba biasa itu terlalu berat. Lalu coba kita lihat apa yang diucapkan Ismail ketika ayahnya menyampaikan perintah tersebut “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Beranjak dari jawaban Nabi Ismail, ada sebuah teladan penting yang perlu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu membiasakan ucapan insyaAllah jika hendak melakukan sesuatu, kita gantungkan semuanya hanya pada Allah semata. Dalam Al-Quran terdapat tiga kisah yang membahas mengenai pengucapan insyaAllah ini, diantaranya seperti dalam kisah Ibrahim dan Ismail, lalu kisah Nabi Musa dengan Nabi Khidir dan Kisah Rasulullah ketika ditegur oleh Allah karena terlupa mengucapkan insyaAllah.

Berkaca pada sikap orang-orang terpilih ini, sungguh tidak seberapa jika dibandingkan dengan kita yang hanya terpisah raga sejenak dengan orang tua dalam rangka mengikuti pendidikan bintara. Bagaimana hendak membela Negara, jika jiwa tidak sekeras baja.

Dalam kitab Ta’lim Muta’alim, Syaikh Az-zarnuji mengutip sebuah syair mengenai syarat dalam menuntut ilmu:

لاَّ  لاَ  تَناَلُ  اْلعِلْمَ   إِلاَّ  بِسِتَّةٍ      سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ

ذَكاَءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِباَرٍ وَبُلْغَةٍ      وَإِرْشَادِ أُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ

"Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi 6 syarat. Saya akan beritahukan keseluruhannya secara rinci. Yaitu: Kecerdasan,  kemauan (rakus akan ilmu),  sabar,  biaya (pengorbanan materi/ waktu), petunjuk (bimbingan) guru dan dalam tempo waktu yang lama."

Dalam menuntut ilmu dibutuhkan al himmatul ‘aliyah yaitu semangat atau cita-cita yang tinggi. Seseorang hendaknya memaksa diri untuk mencari ilmu dengan semangat mewujudkan cita-cita demi agamanya. Sebagaimana pepatah arab mengatakan : "Man jadda wajada" "Barangsiapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil".

Ma’asyiral muslimin…

Ketiga adalah keiklasan, bercermin dari kisah Nabi Ibrahim dan Ismail untuk sekedar mengambil pelajaran bahwa ketika Nabi Ibrahim mendapat perintah untuk menyembelih anaknya dan setelah melalui pergolakan batin yang luar biasa akhirnya beliau memantapkan hati untuk melaksanakan perintah tersebut dengan ikhlas yang dalam hal ini beliau menyadari bahwa Allah yang telah memberinya anugerah keturunan yang sangat didambakannya dan Allah pula yang akan mengambilnya kembali.

Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah dengan hati yang tulus dan merelakan putra tercintanya diminta kembali oleh Sang Penciptanya karena beliau percaya bahwa “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raaji’uun”-Sesungguhnya segala sesuatu adalah milik Allah dan kepadaNyalah semuanya akan kembali. Harta, kekuasaan, jabatan, hidup dan mati, keturunan dan segala anugerah kenikmatan yang kita rasakan, pada hakikatnya adalah milik Allah dan setiap saat atau kapanpun Allah menghendaki maka Dia berhak untuk mengambilnya kembali.

Ma’asyiral muslimin…

Keempat adalah Solidaritas Sosial, Ditengah kondisi masyarakat kita sekarang ini yang sangat terpengaruh oleh budaya liberal yang menimbulkan hasrat konsumerisme dan hedonisme jika kita mau untuk membuka mata kita, maka akan terlihat ketimpangan yang ada di masyarakat, kita akan melihat betapa lebar kesenjangan antara kalangan yang mampu dengan yang tidak mampu. Bagi yang mampu hendaknya melakukan qurban, dan pelaksanaan qurban ini setiap tahun hukumnya disunnahkan, sehingga jangan menimbulkan pemahaman jika sudah pernah maka tidak perlu melaksanakannya lagi tahun depan. Binatang qurban pun adalah binatang2 pilihan yang sehat dan tidak cacat, itu artinya bahwa kita harus mempersembahkan apa yang terbaik dari yang kita miliki kepada Allah Ta’ala.

Tidak mudah memang untuk begitu saja memberikan apa yang sudah kita perjuangkan dengan susah payah lantas begitu saja kita korbankan demi orang lain, namun bila kita ingat kembali di bulan ini ribuan tahun yang lalu seorang ayah rela mengorbankan anaknya demi perintah Tuhannya, sungguh apa yang kita korbankan kali ini tidak ada sedikitpun bandingannya dengan keikhlasan berkorbannya Nabi Ibrahim dan Ismail. Pelaksanaan ibadah qurban maka secara tidak langsung kita telah melakukan sebuah sikap bela negara, karena ketika hilangnya jurang pemisah antara si kaya dan miskin maka akan terbentuklah suasana yang nyaman dan tentram.

COMMENTS

Name

akhlaq,6,Aqidah,25,Berita,2,biografi,19,Buku,11,dakwah,46,Dayah,11,Doa,12,Download,11,Dunia Muslim,18,ebook,11,Fiqih,114,gerhana,15,Ibadah,44,Infografik,7,Islam,61,jamaah,1,Jinayah,1,Jumat,41,khutbah,41,Kisah,20,LGBT,1,Masjid,15,Mazhab,1,Motivasi,209,Muamalah,12,Nikah,55,PELAJAR,5,Perpustakaan,34,Puasa,12,quote,3,quran,2,qurban,1,Ramadhan,12,santri,13,sejarah,24,Shalat,18,Syar'i,1,Tafsir,8,Tarawih,26,Thaharah,5,tokoh,11,Ulama,2,Video,56,Warisan,11,
ltr
item
Catatan Fiqih: Semangat Qurban dalam Mewujudkan Sikap Bela Negara
Semangat Qurban dalam Mewujudkan Sikap Bela Negara
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9R_1nRWNrf-EU-7MaHZAcHDnz426J1PYuf5hSOW-n9zG_-yMWLPjKv9qD__KCbMlM8n8ao0v4uxU7gxZycd6aUnEhxAl2nKV2PauhKGt07RJso2nWtjAlpsD81tBXgUJm-UMCDiJJlzA/s640/Catatanfiqihdotcom_20160913092244893.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9R_1nRWNrf-EU-7MaHZAcHDnz426J1PYuf5hSOW-n9zG_-yMWLPjKv9qD__KCbMlM8n8ao0v4uxU7gxZycd6aUnEhxAl2nKV2PauhKGt07RJso2nWtjAlpsD81tBXgUJm-UMCDiJJlzA/s72-c/Catatanfiqihdotcom_20160913092244893.jpg
Catatan Fiqih
https://www.catatanfiqih.com/2016/09/semangat-qurban-dalam-mewujudkan-sikap.html
https://www.catatanfiqih.com/
https://www.catatanfiqih.com/
https://www.catatanfiqih.com/2016/09/semangat-qurban-dalam-mewujudkan-sikap.html
true
7393550621511658776
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content