oleh: Saiful Hadi
Allah Ta'ala telah menciptakan kita semua dengan berbagai suku bangsa dan ras yang berbeda, tujuannya hanya satu yakni supaya saling kenal-mengenal sehingga terjalinlah persatuan antara sesama. Sedikit membuka lembaran sejarah, jauh sebelum islam datang menaungi jazirah Arab, kondisi masyarakat pada masa itu adalah sebuah komunitas yang hobi berperang, entah perang karena perebutan harta, tahta, bahkan juga tidak jarang perselisihan bermula hanya karena perebutan wanita. Situasi pada masa itu jauh dari keadaan damai dan tentram karena sepanjang tahun hanya ada perang dan perang.
Namun ketika dibangkitkan Rasulullah, keadaan pun mulai berangsur-angsur berubah. Dan ketika ka'bah di rehab, hampir terjadi perselesihan karena masing-masing kabilah merasa punya hak untuk meletakkan kembali hajar aswad ke tempatnya semula, karena kecerdikan Rasulullah perselisihan pun bisa diatasi, hajar aswad di letakkan di atas surban beliau dan masing2 kepala suku memengang ujung2 surban untuk bersama-sama mengangkat hajar aswad ke tempat semula. Ada begitu banyak ayat dan hadist yang menganjurkan kita untuk bersatu dan menghindari permusuhan, di antaranya sebagaimana yang tersebut dalam surat Al-Imran ayat 103:
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai..."
Para mufassir menjelaskan, dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kita untuk selalu memengang teguh agama yang benar yakni islam dengan selalu mematuhi perintah Allah dan menjauhkan larangan-Nya. Dan selanjutnya Allah juga sangat melarang kita bercerai-berai, sebagaimana kata pepatah bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Oleh karena itu, menjaga persatuan dan kesatuan adalah termasuk dalam anjuran agama yang tentu saja bernilai ibadah jika kita melaksanakannya.
Persatuan itu harus dimulai dari unit yang paling kecil, yakni dimulai dari sendiri dengan mempersatukan seluruh anggota badan hanya untuk taat terhadap perintah Tuhan, sehingga jangan sampai terjadi dimulut kita mengucapkan marilah maju bersama melawan korupsi tapi tangan dibawah meja sedang asik bermain suap-menyuap, itu tandanya mulut dengan tangan tidak ada persatuan karena masih berbeda visi dalam melakukan berbagai tindakan.
Dalam sebuah hadist Nabi menyatakan muliakanlah tetangga, disini ada sebuah isyarat bagi kita untuk terus membina persatuan, karena tetangga adalah orang yang paling dekat dengan kita setelah saudara-saudara kita, dan tetangga inilah juga yang menjadi orang pertama yang bakal menolong dikala sedang kesusahan. Dalam skala yang kecil, tentangga adalah orang yang berada disamping rumah kita, lalu antar kampung dengan kampung juga merupakan tetangga, hingga seterusnya antar negara-negara yang saling berdampingan itu juga merupakan tetangga, sehingga dengan adanya sikap saling memuliakan maka akan lahirlah persatuan.