Khutbah Jumat: Pelajaran penting Selama Ramadhan

Hikmah Ramadhan

Khutbah Jumat: Pelajaran penting Selama Ramadhan

Oleh: Saiful hadi


اَلْحَمْدُ للهِ الّذي فَتَحَ أَبْوَابَ الْجَنَّةِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لااِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةٌ تُنْجِي قَائِلَهَا مِنَ النِّيْرَانِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أمَّا بَعْدُ. فَيَا أيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . وَقَالَ تَعاَلَى: إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ . لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ .تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر

Bulan ramadhan sudah memasuki hari ke 26, ini artinya bulan tersebut telah bersiap-siap untuk meninggalkan kita semua. Bulan Ramadhan mengajarkan kita banyak pelajaran penting. Allah memerintahkan puasa kepada manusia supaya mereka mendapatkan takwa. Takwa dalam hal ini bearti perisai diri untuk mengendalikan amarah agar terhindar dari neraka Allah.

Berpuasa Melatih Kedisiplinan

Pelajaran utama yang bisa kita petik dari ramadhan adalah pelajaran tentang kedisiplinan. Selama pelaksanaan ibadah puasa, dapat dipastikan bahwa, hampir seluruh muslim di dunia bangun pagi-pagi buta demi melaksanakan sahur, dan ketika tiba saatnya berbuka juga dapat dipastikan bahwa jarang sekali telat berbuka puasa, hampir semuanya tepat waktu dalam berbuka puasa.

Kedisiplinan yang rutin kita laksanakan dalam sahur dan berbuka inilah yang patut untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama sekali dalam pelaksanaan shalat lima waktu, sebagaimana kita mampu mendisiplinkan diri dalam berbuka puasa tepat waktu, maka dalam pelaksaan shalat lima waktu seharusnya jauh lebih tepat waktu. Sebab, shalat diawal waktu merupakan ibadah yang sangat dicintai Allah ta’ala, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah dalam sebuah hadist:

عَنْ أُمِّ فَرْوَةَ قَالَتْ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَىُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ: “الصَّلاَةُ فِى أَوَّلِ وَقْتِهَا”

Dari Ummu Farwah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, amalan apakah yang paling afdhal. Beliau pun menjawab, “Shalat di awal waktunya.” (HR. Abu Daud no. 426)

Selain melaksanakan shalat tepat waktu, ibadah shalat juga sangat dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah, bahkan pernah Rasulullah hendak membakar rumah-rumah yang tidak mau melaksanakan shalat berjamaah, sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadist
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِحَطَبٍ فَيُحْتَطَبَ ، ثُمَّ آمُرَ بِالصَّلاَةِ فَيُؤَذَّنَ لَهَا ، ثُمَّ آمُرَ رَجُلاً فَيَؤُمَّ النَّاسَ ، ثُمَّ أُخَالِفَ إِلَى رِجَالٍ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ

“Demi jiwaku yang ada pada tangan-Nya, aku telah bermaksud memerintahkan untuk mengambilkan kayu bakar, lalu dikumpulkan, kemudian aku memerintahkan azan shalat untuk dikumandangkan. Lalu aku memerintahkan seseorang untuk mengimami orang-orang berjama’ah, kemudian aku mendatangi orang-orang yang tidak shalat berjama’ah lalu aku membakar rumah mereka.” (HR. Bukhari, no. 644 dan Muslim, no. 651)

Berpuasa InsyaAllah menyehatkan

Hikmah tersebut telah disinggung oleh Nabi saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam ath-Thibb dari Abu Hurairah:
صوموا تصحوا
"Berpuasalah, niscaya kalian sehat."

Biasanya hal ini terwujud setelah tiga atau empat hari berpuasa sesudah ,seseorang terbiasa dengan puasa dan tidak menuruti keadaan lemas pada masa pertama-tama berpuasa.
Semua faedah-faedah fisik, rohani, kesehatan, dan sosial ini baru terwujud apabila terpenuhi syaratnya, yaitu tidak berlebihan dalam menu berbuka dan menu sahur Jika tidak, keadaannya malah berbalik, dampaknya akan menjadi buruk apabila seseorang makan terlalu kenyang dan tidak makan-minum dalam porsi yang sedang.

Selain itu, agar tujuan-tujuan tersebut terealisir, dalam puasa juga disyaratkan menjaga lidah, menjaga pandangan, dan menghindari ghibah, namimah (adu domba), dan hiburan yang haram. Nabi saw, bersabda dalam hadits qudsi,

"Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan Perbuatan keji, maka tidak ada gunanya ia meninggalkan makanan dan minumannya karena Allah."

Betapa banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasa kecuali rasa tapar dan dahaga. Jadi, menahan diri dari hal-hal pembatal puasa yang abstrak sama hukumnya dengan meninggalkan pembatal-pembatal puasa yang bersifat materi.

Semoga Allah merubah hidup kita menjadi lebih baik dan lebih berkualitas. Hanya kepada Allah lah kita menuju dan menggapai keridhaan-Nya.


بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبِّلْ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

disampaikan di Masjid Baitul Izzati Mukim Lamgarot - Aceh Besar

Download PDF [Download  ##download##]

Doa Kamilin, Doa Populer Setelah Shalat Tarawih

Doa Kamilin

Sebagaimana istimewanya bulan Ramadhan, salah satu momentum yang sayang dilewatkan adalah berdoa dan bermunajat di malam hari. Sebagai bulan kasih sayang (rahmah), ampunan (maghfirah), dan pembebasan dari neraka (itqum minan nar), doa pada bulan suci ini lebih berpahala dan lebih potensial dikabulkan. Apalagi dilaksanakan di malam hari, yang mungkin saja bertepatan dengan Lailatul Qadar, suatu malam yang disebut Al-Qur'an lebih baik dari seribu bulan.



Selain merupakan wahana menumpahkan permohonan kepada Sang Khalik, doa mencerminkan pula sebuah ekspresi ketundukan, kepasrahan, dan kerendahan hati di hadapan-Nya. Doa bisa diungkapkan dengan bahasa apa saja, oleh siapa saja, dan dilakukan kapan saja, termasuk usai shalat tarawih pada Ramadhan kali ini.

Berikut ini adalah doa yang lazim dibaca para ulama setiap selepas sembahyang tarawih. Doa ini popular dengan sebutan “doa kamilin”.

Doa Kamilin

Doa tersebut populer dengan nama doa kamilin, hal tersebut bisa jadi karena redaksi pembuka doa ini yang memohon terbentuknya pribadi-pribadi sempurna (kâmilîn) dalam hal keimanan. Substansi doa ini cukup komplet, meliputi aspek duniawi dan ukhrawi, kenikmatan dan kesulitan, meminta kerbekahan malam mulia, diterimanya amal, dan lain sebagainya. Doa yang hampir dibaca oleh umat Islam di Tanah Air ini juga  termaktub dalam kitab-kitab doa ulama Nusantara, salah satunya Majmû‘ah Maqrûât Yaumiyah wa Usbû‘iyyah karya pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban, KH Muhammad bin Abdullah Faqih (rahimahullâh).

Sumber: nu.or.id dengan judul Doa Kamilin, Dibaca Sesudah Shalat Tarawih

Full Resolusi [Download  ##download##]

  • [accordion]
    • Support Catatan Fiqih
      • Catatan Fiqih berjalan atas kerja keras seluruh jejaring penulis dan editor. Jika kamu ingin agar kami bisa terus melahirkan catatan atau video yang mengedukasi publik dengan nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil Alamin.

Mengenal Untuk Menumbuhkan Cinta

Oleh: Saiful Hadi

Mengenal lebih dekat adalah cara untuk menumbuhkan cinta. Cinta itu tergantung seberapa jauh sudah mengenalnya, berawal dari kenalan lalu temenan akhirnya jadian dan seterusnya berlanjut ke pelaminan. Untuk menumbuhkan cinta terhadap quran haruslah dengan cara mengenalinya secara mendalam. Mengenali quran adalah dengan mempelajari ilmu-ilmu yang berhubungan dengan quran, seperti tajwid, tafsir, nahwu, sharaf dan sebagainya.

Mengenal Untuk Menumbuhkan Cinta

Quran dibuka dengan surat Al-fatihah yang selanjutnya diikuti oleh surat Al-Baqarah. Pembukaan surat Al baqarah dimulai dengan الم yang diistilahkan dengan huruf Muqatta'ah yaitu potongan-potongan huruf hijaiyah yang tidak membentuk kalimat tertentu. Sebagian ulama mengatakan hanya Allah Ta'ala yang memahami apa maksud dibalik itu semua. Ada juga ulama yang menafsirkan bahwa potongan huruf-huruf tersebut adalah untuk menantang mereka-mereka yang ingin menandingi quran. 

Melalui huruf tersebut, Seolah-olah Allah Ta'ala ingin mengatakan kepada para penentang quran agar membuat satu ayat saja seperti quran. Karena sebagaimana quran tersusun dari huruf-huruf hijaiyah dimana mereka juga berbicara serta bersyair dengan huruf-huruf yang sama, namun tidak berdaya untuk membuat sepotong ayat pun. Disinilah terlihat salah satu sisi kehebatan quran, gaya bahasa yang indah ketika dibaca serta sangat mendalam maknanya ketika dicoba cerna.

Berkenalan dengan quran adalah melalui membaca ayat-ayatnya, dan menghayati maknanya. Setiap selesai membaca satu ayat pasti ketagihan ingin membaca ayat selanjutnya biarpun kita tidak memahami artinya. Hal ini lantaran karakter ayat-ayat quran yang berirama disaat membacanya, sehingga mengetarkan melodi-melodi jiwa. Sejarah telah mencatat bagaimana Sayidina Umar bin Khatab insaf dan menjadi muslim, awal mulanya juga karena mendengar bacaan quran yang menggetarkan jiwa beliau.

"...Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan." (QS. Al-Muzammil : 4)

Mengenal Untuk Menumbuhkan Cinta

Hidupkan Ramadhan Dengan Enam Sunnah Ini

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah, enam sunnah berikut merupakan amalan penting selama ramadhan, setiap amalan kebaikan yang dilakukan pada bulan tersebut akan dilipatgandakan 10 kebaikan sampai 700 kali lipat kebaikan, , hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah yang diriwayat dari Abu Hurairah:

كُل عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللهُ عَز وَجَل إِلا الصوْمَ فَإِنهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

Hidupkan Ramadhan Dengan Enam Sunnah Ini

Selain melaksanakan amalan wajib yang memang sudah menjadi rutinitas selama ramadhan, yakni Ibadah shalat lima waktu dan puasa pada siang harinya, juga sudah sepatutnya juga menambah amalan-amalan sunnah. Misalkan dengan memperbanyak tilawah dan shalat sunnah. Namun khususnya ramadhan, jangan lewatkan enam sunnah berikut ini:

1. Shalat Tarawih

Ibadah yang satu ini jangan sampai terlewat, ini karena, shalat tarawih hanya ada dalam bulan ramadhan saja. Mengenai jumlah rakaatnya, para Imam Mazhab sepakat bahwa jumlah rakaatnya sebanyak 20 rakaat, kecuali khusus untuk penduduk madinah dimana tarawih disana 36 rakaat.

2. Shalat Witir

Salat witir ini juga salat sunnah dengan rakaat ganji, minimal satu rakaat dan sebanyak-banyaknya sebelas rakaat. Shalat witir dikerjakan waktu malam, setelah shalat 'Isya dan terus berlangsung sampai fajar. Dalam semalam cuma ada satu witir, sehingga jika telah melaksanakan witir setelah tarawih maka tidak perlu mengulangi lagi jika nantinya melaksanakan tahajud.

3. Shalat Dhuha

Shalat yang satu ini juga jangan lupa untuk dikerjakan, karena sangat banyak keistimewaan, diantarannya bisa memperlancar rezki. Shalat dhuha baik dikerjakan ketika matahari telah berada setinggi galah di ufuk timur dan berakhir menjelang zuhur, minimal 2 rakaat, dan maksimal sampai 8 rakaat, ada juga yang mengatakan sampai 12 rakaat.

4. Shalat Sunat Rawatib

Shalat sunnah ini jumlahnya 10 raka'at atau 12 raka'at, di antaranya yaitu 4 atau 2 raka'at sebelum dzuhur dan 2 roka'at setelah dhuzur, 2 raka'at setelah sholat maghrib, 2 raka'at setelah shalat isya dan 2 raka'at lagi sebelum shalat subuh. Adapun shalat sunnah sebelum shubuh atau shalat fajar merupakan yang paling utama di antara shalat sunnah rawatib dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkannya baik ketika mukim (tidak berpegian) maupun dalam keadaan safar.

5. Shalat Tasbih 

Shalat tasbih adalah shalat sunnah 4 rakaat yang dikerjakan dengan dua kali salam dan diperbanyak bacaan tasbihnya di dalamnya. Jumlah tasbihnya sebanyak 300 kali dengan perincian setiap rakaat dibaca 75 kali. Salat ini bisa dikerjakan setiap hari, boleh siang atau malam hari. Cara pelaksanaannya sama dengan salat wajib, baik gerakan dan bacaannya. Namun dalam hal pembacaan tasbihnya dapat dibaca sebelum fatihah sebanyak 15 kali, lalu setelah fatihah dan ayat sebanyak 10 kali, saat rukuk 10 kali, saat i'tidal 10 kali, lalu ketika sujud pertama dan kedua masing-masing 10 kali, dan pada duduk antara dua sujud juga 10 kali, sehingga total untuk satu rakaat sebanyak 75 kali.

6. Shalat Tahajud

Shalat tahajud adalah shalat sunnah yang dikerjakan di malam hari setelah bangun tidur dengan jumlah rakaat minimal 2 rakaat. Waktu yang paling utama untuk mengerjakan salat tahajud ini adalah sekitar 2/3 malam atau 1/3 malam yang terakhir menjelang sahur. Manfaatkan momen tahajud untuk banyak berdoa.

Demikian enam sunnah selama ramadhan, namun demikian kegiatan sunnah yang lain juga masih banyak, diantaranya seperti bersedekah, memberi makan orang yang berbuka puasa, dan lain sebagainya. Selamat berpuasa.

Metode Pembagian Harta Warisan

Hukum islam telah membuat aturan mengenai pembagian harta warisan. Isteri merupakan ash-habul furudh, yaitu ahli waris yang mendapat bagian harta warisan dalam jumlah tertentu. Isteri mendapat 1/4 (seperempat) jika suami yang meninggal tidak mempunyai anak, dan mendapat 1/8 (seperdelapan) jika mempunyai anak.

Sebagai contoh mengenai pembagian harta warisan, seorang Ayah meninggal dengan para ahli waris sebagai berikut : seorang isteri, seorang anak laki-laki, dan tiga anak perempuan. Harta warisnya senilai Rp 100 juta.

Tata cara Pembagian Harta Warisan

Berdasarkan keterangan dalam contoh, sang istri memperoleh harta warisan sebesar 1/8 bagian karena ada anak dari suami, sedangkan seorang anak laki-laki dan tiga anak perempuan adalah ashabah, yaitu ahli waris yang mendapat bagian harta waris sisanya setelah diberikan lebih dulu kepada ash-habul furudh.

Keempat anak tersebut mendapat harta sebanyak = 7/8 (tujuh perdelapan), berasal dari harta asal dikurangi bagian ibu mereka (1 – 1/8 = 7/8). Selanjutnya bagian 7/8 (tujuh perdelapan) itu dibagi kepada keempat anak tersebut dengan ketentuan bagian anak laki-laki adalah dua kali bagian anak perempuan

Maka bagian anak perempuan pertama tersebut (misalkan namanya A) = 1 bagian. Bagian anak perempuan kedua (misal namanya B) = 1 bagian, bagian anak perempuan ketiga (misalnya namanya C) = 1 bagian dan bagian anak laki-laki (misal namanya D) = 2 bagian. Maka harta ashabah tadi (7/8) akan dibagi menjadi 5 bagian (dari penjumlahan 1 + 1 + 1 + 2 ). Atau penyebutnya adalah 5.

Jadi bagian A= 1/5 dari 7/8 = 1/5 X 7/8 = 7/40 (tujuh perempatpuluh), B= 1/5 dari 7/8 = 1/5 X 7/8 = 7/40 (tujuh perempatpuluh),D= 1/5 dari 7/8 = 1/5 X 7/8 = 7/40 (tujuh perempatpuluh) Bagian D = 2/5 dari 7/8 = 2/5 X 7/8 = 14/40 (empat belas perempatpuluh). Bagian Adan B sama dengan bagian C = 1/5 X 7/8 = 7/40 (tujuh perempatpuluh).

Berdasarkan perhitungan di atas, maka bagian isteri = 1/8 X Rp 100 juta = Rp 12,5 juta. Bagian A,B dan C masing-masing (anak perempuan) = 7/40 x Rp 100 juta = Rp 17,5 juta. Sedang bagian D (satu anak laki-laki) adalah = 14/40 x Rp 100 juta = Rp 35 juta.
Pembagian Harta Warisan

Perang Badar: Kemenangan Besar di Bulan Ramadhan

Kemenangan kaum muslimin tersebut berdampak luar biasa terhadap umat Islam. Kemenangan ini meningkatkan kepercayaan diri dan keimanan mereka mengalahkan musuh.

Dan perang badar ini juga mengajarkan kita bahwa keimanan dan kesabaran merupakan kunci kekuatan.

"Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat"
(QS. Al Baqarah: 45)


Tiga Peristiwa Besar Selama Ramadhan

Ramadhan adalah bulan yang mulia, penuh berkah, bulannya berpuasa, dan ibadah lainnya. Dan di bulan itu tercatat ada tiga peristiwa besar yang terjadi dalam sejarah hidup Rasulullah saw..


Tiga Peristiwa Besar Selama Ramadhan

Peristiwa pertama, diturunkannya Al-Quran yang mulia.Allah melantik Nabi saat beliau 40 tahun untuk alam semesta, menuju terangnya cahaya. Tepat pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum Hijriyah beliau menerima wahyu pertama. Pakar astronomi, Syekh Mahmud Basya menuturkan, waktu itu bertepatan dengan awal Februari tahun 610 Masehi.

Mendekati turunnya wahyu pertama, Nabi sangat sering berkhalwat di gua Hira, dan beribadah khusyu’ di sana. Di tengah-tengah peribadatannya di gua Hira, Nabi didatangi sosok yang tak pernah dikenalnya.

“Bergembiralah wahai Muhammad, aku Jibril. Dan engkau adalah utusan Allah untuk umat ini,” tutur sosok malaikat itu.

Kemudian Jibril meminta Nabi membaca, Nabi menjawab tidak bisa. Perintah itu sampai diulang tiga kali oleh Jibril,

jawaban Nabi sama “Mâ anâ bi qarî’in, aku tidak bisa membaca.” Kemudian Jibril membacakan wahyu pertama, Surat al-Alaq ayat 1 sampai 5.

Selanjutnya, terjadi Perang Badar Kubra

Peristiwa besar ini terjadi pada hari Jumat 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah bertepatan dengan 13 Maret 624 Masehi. Dengannya Allah memuliakan Islam, meninggikan menaranya, dan mengikis berhala-berhala.

Dalam perang tersebut, Nabi membawa 300an pasukan Muslim, menghadapi 1000an pasukan kafir. Dengan tekad yang kuat membela Nabi, kaum Muslimin berhasil memporak-porandakan pasukan kafir.

Peristiwa Fathu Mekah

Berselang 6 tahun kemudian, tepatnya tanggal 20 Ramadhan tahun 8 Hijriyah

Rasulullah dan para sahabatnya berhasil menaklukan kota Mekah yang disebut dengan peristiwa Fathu Mekah. Pasca-perang itu, Nabi memerintahkan untuk menghancurkan berhala di sekitar Ka’bah yang berjumlah 360.

Selepas itu, kaum Muslimin mengumandangkan takbir, Rasulullah shalat di Maqam Ibrahim dan meminum air Zam Zam. Kaum kafir Quraisy yang sudah takluk diperlakukan dengan belas kasih oleh Nabi, beliau memaafkan dan membebaskan mereka. “Pergilah, Kalian bebas”, pungkas Nabi.

Demikian tiga peristiwa besar yang terjadi di bulan Ramadhan. Semoga di bulan yang mulia ini kita diberi keberkahan untuk menjadi mulia di sisi-Nya dan memperoleh predikat Taqwa.

sumber: Nu.or.id