Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam. Hal tersebut menunjukkan bahwa perempuan adalah bagian dari lelaki, dan lelaki adalah asal mulanya permpuan. Itulah yang melahirkan cinta dan kasih sayang. Karena asal akan selalu simpati kepada bagian dari dirinya, dan asal pasti meliputi bagian dari dirinya. Sedangkan bagian akan selalu mengikuti asal.
Karena secara logika, tangan akan selau mengikuti badan. Otak mengeluarkan perintah sehingga seluruh tubuh bergerak. hal inilah yang harus disadari oleh setiap laki-laki dan perempuan ketika berinteraksi satu dengan lainnya dalam bingkai pernikahan, bahwa bagian akan selalu memerlukan asal. Maka salah satunya tidak akan pernah terpisah dari lainnya. sehinnga jika salah satunya mengambil keputusan untuk menyiksa dirinya sendiri, keputusan itu menentang fitrahnya dan menyalahi agamanya.[1]
Masa muda adalah usia yang penuh gairah dan cinta, dan pernikahan adalah jalan terbaik untuk saling mencintai dengan sesungguhnya. Menikah di usia muda insyaAllah lebih menentramkan dan menenangkan, karena disinilah tali cinta dirajut dengan sebenar-benarnya.
Disini kita belajar memahami, belajar bertoleransi, belajar bertanggung jawab sejak dini, dan belajar menggapai kesuksesan sejak dari nol. Nikmat yang paling nikmat adalah yang diperoleh dengan usaha yang keras, nikmatnya makan adalah ketika terasa lapar, bukan ketika kenyang, seenak apapun makanan tidak akan nikmat jika dinikmati saat sedang kekenyangan.
Menikah muda berarti bersiap menghadapi berbagai macam perjuangan. Dimasa-masa penuh perjuangan tersebut nilai ketulusan dan kekuatan cinta dari pasangan akan terlihat. Indahnya kemenangan akan dirasakan setelah susah payahnya menjalani perjuangan, dan kenangan masa-masa perjuangan inilah yang akan menjadi salah satu ikatan yang akan mempererat hubungan batin suami dan istri. Seiring berjalannya waktu, wajah mungkin saja berubah karena digilas roda zaman, namun kenangan tak akan pernah pudar dalam ingatan
.
Membuka lembaran sejarah, Aisyah sering cemburu karena Rasulullah mengisahkan Khadijah, kenangan beliau terhadap istri pertamanya tidak pernah lengkang oleh waktu, karena setiap detik kebersamaan dilalui dengan saling bahu-membahu dalam berjuang sehingga menimbulkan kesan yang begitu mendalam yang terus selalu terkenang.
Menikah Sebagai Wujud Taqwa
Menikah akan lebih terpelihara pandangan dan kemaluan, sehingga dosa menjadi terhindarkan. Dalam setiap kesempatan pada khutbah jumat, semua khatib berwasiat dengan taqwa, dan menikah merupakan langkah dalam menempuh jalan taqwa. Kemaluan haram melalui zina, dan halal karena nikah, zina adalah langkah menuju dosa, sementara nikah langkah menuju pahala. Dalam wahyuNya yang mulia, Barangsiapa yang bertaqwa niscaya akan dibukakan jalan keluar terhadap masalah-masalah yang dihadapi, yakinlah dengan Janji-janji Nya, karena Allah Ta'ala akan selalu menolong hambaNya. Sebagaimana uraian di atas, menikah di usia muda akan banyak perjuangan yang bakal dihadapi, untuk itu bertaqwalah dan bertawakal dalam menjalaninya.
[1] Segarkan kembali pernikahan anda, Muhammad Al-Qadhi
Baca Juga:
Baca Juga:
- 10 Nasehat Emas Pernikahan dari Imam Ahmad
- Berpasangan Adalah Fitrah
- Bertemunya Sebuah Cinta
- Bolehkah Mahar Hafalan Quran?
- Mahar Bukanlah Penghalang
- Menikah itu Mudah
- Memilih Calon Istri yang Ideal
- Sebatas Mana Melihat Calon Istri ?
- Boleh "Melihat", Namun ada Ketentuannya
- Ke Syurga Bareng Kamu
- Menjadi Suami Romantis