Oleh: Saiful Hadi
Begitu Banyak hal yang telah dilalui di tahun ini, semoga saja banyak hikmah yang bisa kita petik dalam menjalaninya, dan semoga saja kita terus bertambah lebih baik setiap harinya. "Dunia tidak pernah berubah, yang berubah cuma isinya saja" begitulah sepotong kalimat yang diucapan oleh Kapten Jack Sparrow dalam film Pirates of the Caribbean. Kalau direnungkan, kalimat tersebut memang ada benarnya juga.
Entah berapa juta tahun sudah usia dunia ini, dan entah berapa juta kisah yang telah mengiringi perputaran dunia ini. Mulai dari kisah para ksatria pembela kebenaran hingga kisah cinta yang mabuk kepayang. Semua bercampur aduk mengikuti perputaran Bola Dunia ini, ada yang berakhir bahagia namun tak sedikit juga yang akhirnya merana. Dewasa ini bisa kita lihat, betapa kejadian-kejadian yang telah terjadi di masa lampau sekarang seolah terulang kembali. Katakan saja seperti kisah Negeri Sodom kaumnya Nabi Luth, dimana situasi moral manusia sudah lebih rendah dibandingkan binatang, dan kejadian itu di abad modern ini juga kembali terulang, terutama sekali di dunia barat mereka beranggapan bahwa suka dengan sesama jenis adalah sesuatu yang lumrah saja bahkan undang-undang mereka melegalkan pernikahan sejenis.
Setiap tahunnya, tepat pada tanggal 17 agustus, Bangsa Indonesia memperingati hari kemerdekaannya, berkat rahmad dari Allah Ta'ala kita terbebas dari penjajahan asing. Dulunya para penjajah datang dengan kapal-kapal dangang dengan dalih ingin bertransaksi dengan para pribumi, pada akhirnya pasar mereka kuasai sehingga terjadi monopoli harga, ujung-ujungnya mereka semakin beringas dan bernafsu hendak menguasai sumber alam negeri ini. Di era modern ini, para penjajah asing datang dengan gaya baru memakai wajah investor, berdalih kerjasama namun seluruh kekayaan mereka peras sampai tetes terakhir. Begitulah dunia ini, dunia tidak pernah berubah, yang berubah cuma isinya saja.
Demikian juga halnya dakwah dalam menyampaikan risalah langit, ada saja rintangan yang melintang yang mengharapkan agar dakwah menjadi padam. Tidak boleh patah semangat dalam menghadapi segala rintangan, toh pada masa Baginda Nabi pun beliau juga banyak menghadapi tantangan. Menilik semangat pejuangan para pejuang Islam tempo dulu, mereka rela mengorbankan harta benda bahkan nyawa sekalipun, ada juga yang harus rela meninggalkan kampung halamannya, namun ini semua tidak pernah menyurutkan semangat mereka dalam menebarkan syiar Agama. Masih ingat Thariq Bin Ziyad sang penakluk Andalusia?, beliau merupakan salah seorang panglima besar dalam sejarah Islam yang memimpin prajurit Kerajaan Umawiyah (Bani Umayyah). Setelah Musa bin Nushair membuka jalan pasukan Islam ke Eropa, Thariq bin Ziyad menyempurnakannya dengan menaklukkan Andalusia. Atas perintah Khalifah al-Walid bin Abdul Malik, Thariq membawa pasukan Islam menyeberangi selat Gibraltar menuju daratan Eropa.
Semenjak itu spanyol telah diterangi terang benderangnya cahaya islam, sampai pada akhirnya runtuh di tahun 1492 M. Menurut para sejarawan, Andalusia hancur karena berbagai faktor. Diantaranya, terjadi konflik Islam dengan Kristen. Kemudian, tidak adanya ideologi pemersatu, lalu diperparah dengan merosotnya perekonomian. Dan ditambah lagi dengan tak jelasnya sistem pergantian kekuasaan sehingga sering terjadi perebutan kekuasaan diantara ahli waris.
Hal yang serupa bisa saja menimpa negara yang tercinta ini, jika tidak saling menjaga bukan mustahil sejarah akan berulang lagi. Cukuplah kejadian di Tolikora sebagai sebuah pelajaran penting yang moga-moga saja tidak terulang lagi dimasa yang akan datang. Isu agama selalu menjadi lahan subur yang berguna untuk menanam bibit-bibit perpecahan. Demikian halnya dengan masalah kesejahteraan, ketika perut dibiarkan lapar tanpa terisi maka akal tak sanggup menggontrol sehingga terjadilah apa yang terjadi.
Indonesia dalam keragamannya disatukan dalam bingkai kebhinekaan. Bahkan demi terwujudnya persatuan, umat Islam rela mengalah dengan menganti kalimat "Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya" menjadi berlandaskan "Ketuhanan Yang Maha Esa" yang dikemudian hari kita kenal dengan istilah Pancasila, semoga kerukunan terus terbina dan kesejahteraan menjadi lebih merata.
COMMENTS