Oleh: Saiful Hadi
Ada sebuah kisah terkenal yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim tentang tiga pengembara yang terperangkap di dalam gua. Tatkala bermalam di sebuah gua, tanpa diduga ada batu besar tiba-tiba menutupi mulut gua sehingga mereka terperangkap di dalamnya. Singkat cerita, masing-masing berdoa dan mengharap kepada Allah Ta'ala sambil menyebut amal-amalan baik yang telah mereka kerjakan agar terlepas dari bencana yang sedang menerpa. Berkat rahmat Allah Ta'ala akhrinya batu yang menutupi gua bergeser sehingga mereka bisa keluar dengan selamat.
Berdasarkan hadist tersebut, dalam Riyadhus Shalihin Imam Nawawi menjelaskan, bertawasul dengan amalan baik, yang dikerjakan tulus iklas karena Allah Ta'ala merupakan salah satu cara agar doa yang sedang dipanjatkan menjadi lebih cepat terkabul, serta diangkat segala masalah yang sedang menimpanya.
Di samping itu, Imam Nawawi juga menambahkan bahwa setidaknya ada empat pelajaran penting yang patut untuk direnungi dan dilaksanakan, yaitu :
1. Mengutamakan berbakti kepada kedua orang tua melebihi kepentingan keluarga/anak-istri.
2. Mengutamakan takwa kepada Allah dari pada meingikuti keiinginan hawa nafsu, perbuatan keji dan maksiat lainnya, sebab semua itu hanya kenikmatan semu.
3. Mengutamakan kepentingan orang lain (memenuhi hak buruh,karyawan atau pembantu) dari pada kepentingan diri senidiri.
4. Selalu mengedepankan sikap optimisme (harapan baik) dari pada pesimis, dan putus asa. Kita harus menyadari bahwa setiap penyakit, pasti ada obatnya, dan setiap kesulitan, pasti ada jalan keluarnya.
COMMENTS