Shalat Jamaah bukan sekedar merapatkan shaf, namun nilai-nilainya juga harus diterjemahkan dalam kehidupan. Belakangan ini kita hanya fokus untuk hal-hal dhahir saja, sehingga terkadang melupakan nilai yang ada dibaliknya.Kita sibuk saling merapatkan kaki, namun terlupa untuk merapatkan hati.
Shalat berjamaah itu mengajarkan keteraturan, tapi parkir saja masih berhamburan. Bukan hanya itu, urusan alas kaki saja masih belum mampu kita benahi, hampir selalu pemandangan alas kaki yang berantakan didapati di mesjid-mesjid atau mushalla.
Hari berubah jadi minggu, dan berganti jadi bulan dan seterusnya tahun pun juga berganti, namun sudahkah kita menjadi lebih baik, Atau malah menjadi lebih buruk dibandingkan tahun sebelumnya. Rasulullah dalam sebuah hadist bersabda:
من كان يومه خيرا من امسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل امسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من امسه فهو ملعون. رواه الحاكم
“Barang siapa hari ini LEBIH BAIK dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang BERUNTUNG, Barang siapa yang hari ini SAMA DENGAN hari kemarin dialah tergolong orang yang MERUGIdan Barang siapa yang hari ini LEBIH BURUK dari hari kemarin dialah tergolong orang yang CELAKA” (HR. Hakim)
Secara tegas Rasulullah menyatakan, apabila hari ini lebih buruk dibandingkan yang kemarin maka tergolong orang yang celaka. Dan betapa celakanya kita, sehari semalam mengerjakan shalat lima waktu namun belum menjadikan kita sebagai pribadi yang lebih baik. Sebab, shalat itu merupakan benteng diri terhadap hal keji dan munkar.
Memasuki tahun yang baru, mari berbenah diri, tidak cukup hanya sekedar rapat kaki, tapi harus saling merapatkan hati. Berjamaah akan menjadikan kita kuat, tidak mudah disusupi apalagi digoyah. Kesendirian membuat kita rapuh sehingga mudah untuk diruntuh. Kita jatuh bukan karena musuh, tapi karena persatuan yang sudah mulai layuh. Berharap untuk berjaya maka mulai sekaranglah saatnya saling bekerjasama.
Essay yg bermanfaat😇😇
ReplyDelete