Oleh: Saiful Hadi
Short link: bit.ly/bedabisabinasa
Tampil beda sendiri ditengah-tengah mayoritas bisa melahirkan bibit permusuhan. Ibarat seperti sedang di jalan raya, ketika arah jalan ke barat namun malah nekat sendiri melawan arus menuju ke timur, maka akan sangat berbahaya, selain bisa mencelakan diri sendiri juga dapat mencelakan yang lain.
Sejarah telah mencatat sepotong kisah menarik yang terjadi pada Qadhi Abu Ya’la al-Hanbali yang merupakan seorang fuqaha Hanbali, dimana pada saat itu ada seorang ahli fiqh bermazhab syafi'i yang ingin mendalami mazhab Hanbali, namun justru sang Qadhi menegurnya agar belajar saja pada guru-guru yang bermazhab syafi'i agar tidak terjadi perbedaan yang berujung perpecahan tatkala ia pulang kampung. Lebih lanjut mari simak kisah berikut:
قال الوزير أبو المظفر يحيى بن محمد بن هبيرة: حكى لي الشيخ محمد بن يحيى عن القاضي أبى يعلى أنه قصده فقيه ليقرأ عليه مذهب أحمد فسأله عن بلده فأخبره فقال له إن أهل بلدك كلهم يقرأون مذهب الشافعي فلماذا عدلت أنت عنه إلى مذهبنا فقال له إنما عدلت عن المذهب رغبة فيك أنت فقال ان هذا لا يصلح فانك إذا كنت في بلدك على مذهب أحمد وباقي أهل البلد على مذهب الشافعي لم تجد أحدا يعبد معك ولا يدارسك وكنت خليقا أن تثير خصومة وتوقع نزاعا بل كونك على مذهب الشافعي حيث أهل بلدك على مذهبه أولى ودله على الشيخ أبى إسحاق.
Tampil Beda Bisa Binasa
Berkata al-Wazir Ibnu Hubairah (w 560 H):
Syekh Muhammad bin Yahya menceritakan kisah al-Qadhi Abu Ya’la al-Hanbali (w 458 H), bahwasannya beliau didatangi seorang ahli fiqh untuk belajar madzhab Hanbali, maka al-Qadhi bertanya tentang asal negri ahli fiqh ini, setelah dijawab al-Qadhi berkata:
"Sesungguhnya penduduk negri mu semuanya bermadzhab Syafi’i, lalu mengapa engkau berpaling pada madzhab Hanbali?"
Dia menjawab: "sesungguhnya aku berpaling ke madzhab mu karena aku mengagumimu."
Al-Qadhi berkata: "sikapmu ini tidaklah pantas, karena apabila kamu kembali ke negri mu dengan madzhab Hanbali sedangkan penduduk negrimu bermadzhab Syafi’i, kamu tak akan sama dengan mereka dalam teknis Ibadah, orang-orang juga tidak akan belajar kepadamu dan kamu akan menciptakan bibit permusuhan dan menimbulkan pertikaian."
"Justru yang lebih utama bagimu adalah tetap bermadzhab syafi’I sebagaimana penduduk negrimu. Kemudian al-Qadhi membawa ahli fiqh ini menemui Abu Ishaq as-Syairazi as-Syafi’i (w 476 H).
(al-Musawwadah Fii Ushul al-Fiqh, hal 541)
COMMENTS