Dahsyatnya Kekuatan Doa



Oleh: Saiful Hadi

Short link: bit.ly/berdoaselalu

Tatkala sedang dilanda berbagai kesempitan, selain berikhtiar agar bisa terlepas dari belenggu kesulitan, juga teruslah berdoa memohon bantuan Nya. Sebab, Allah Ta'ala menjamin terkabulnya doa melalui janji-Nya, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan aku perkenankan bagimu" (QS.Al-Mu'min 40:60)

Selain itu, perihal doa telah Rasulullah jelaskan dalam sebuah hadist, beliau bersabda:
"Tak seorang pun berdoa, melainkan ia berada diantara salah satu dari tiga kondisi, kadang doanya dipercepat sesuai dengan permintaannya, atau ditunda pengabulannya demi pahalanya, atau dihindarkan dari keburukan yang menimpanya" (HR. Ahmad)

Berbicara tentang kekuatan dari doa, ada sebuah kisah terkenal yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim tentang tiga pengembara yang terperangkap di dalam gua. Tatkala bermalam di sebuah gua, tanpa diduga ada batu besar tiba-tiba menutupi mulut gua sehingga mereka terperangkap di dalamnya. Singkat cerita, masing-masing berdoa dan mengharap kepada Allah Ta'ala sambil menyebut amal-amalan baik yang telah mereka kerjakan agar terlepas dari bencana yang sedang menerpa. Berkat rahmat Allah Ta'ala akhrinya batu yang menutupi gua bergeser sehingga mereka bisa keluar dengan selamat.

Berdasarkan hadist tersebut, dalam Riyadhus Shalihin Imam Nawawi menjelaskan, bertawasul dengan amalan baik, yang dikerjakan tulus iklas karena Allah Ta'ala merupakan salah satu cara agar doa yang sedang dipanjatkan menjadi lebih cepat terkabul, serta diangkat segala masalah yang sedang menimpanya.

Di samping itu, Imam Nawawi juga menambahkan bahwa setidaknya ada empat pelajaran penting yang patut untuk direnungi dan dilaksanakan, yaitu :

1. Mengutamakan berbakti kepada kedua orang tua melebihi kepentingan keluarga/anak-istri.

2. Mengutamakan takwa kepada Allah dari pada meingikuti keiinginan hawa nafsu, perbuatan keji dan maksiat lainnya,  sebab semua itu hanya kenikmatan semu.

3. Mengutamakan kepentingan orang lain (memenuhi hak buruh,karyawan atau pembantu) dari pada kepentingan diri senidiri.

4. Selalu mengedepankan sikap optimisme (harapan baik) dari pada pesimis, dan putus asa. Kita harus menyadari bahwa setiap penyakit, pasti ada obatnya, dan setiap kesulitan, pasti ada jalan keluarnya.

  • [accordion]
    • Donasi Kamu Untuk Catatan Fiqih
      • Catatan Fiqih berjalan atas kerja keras seluruh jejaring penulis dan editor. Jika kamu ingin agar kami bisa terus melahirkan catatan atau video yang mengedukasi publik dengan nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil Alamin, silakan sisihkan sedikit donasi untuk kelangsungan website ini. Tranfer Donasi mu di sini:

        Paypal: hadissoft@gmail.com | atau 
        BRI Syariah 1054184162 an. Saiful Hadi

Ebook: Jangan Lupa Bahagia

ebook: Jangan Lupa Bahagia

Oleh: Saiful Hadi

Bahagiakan dirimu dalam setiap situasi, karena seorang mukmin itu selalu beruntung dalam setiap keadaan, sebagaimana yang Nabi Sabdakan:

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Jika badan sehat, senangkan hatimu, tandanya telah nyata kekayaan dan nikmat Tuhan berupa kesehatan badan. Apapun yang hendak dilakukan, mudah saja bagi raga melaksanakannya, tidak ada hambatan apapun karena fisik sehat sehingga mudahlah segala aktifitas.
Namun jika situasi sedang sakit, juga bahagiakan dirimu, karena ditengah situasi yang seperti itu engkau tidak perlu mengerjakan banyak hal, dan kesabaranmu dalam menjalaninya akan diganjar pahala yang besar.

Ketika engkau hanya bisa di rumah saja, maka bahagiankan dirimu, karena dengan begitu engkau bisa lebih akrab dengan keluarga, saling bercengkerama dengan mereka, dan lain sebagainya. Akan tetapi jika harus beraktifitas di luar rumah, maka bahagiakan juga dirimu, karena engkau bagaikan burung yang merdeka terbang ke mana saja. Pada intinya, apapun situasi yang sedang dialami maka tetaplah untuk selalu berbahagia, karena selalu ada nikmat pada setiap saat dan kesempatan. Karenanya jangan lupa untuk bahagia.

Download Gratis ebook: Jangan Lupa Bahagia, klik disini: [Download  ##download##] 

Short Link : bit.ly/senangselalu

  • [accordion]
    • Donasi Kamu Untuk Catatan Fiqih
      • Catatan Fiqih berjalan atas kerja keras seluruh jejaring penulis dan editor. Jika kamu ingin agar kami bisa terus melahirkan catatan atau video yang mengedukasi publik dengan nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil Alamin, silakan sisihkan sedikit donasi untuk kelangsungan website ini. Tranfer Donasi mu di sini:

        Paypal: hadissoft@gmail.com | atau 
        BSI 7122653848 an. Saiful Hadi

Khutbah Jumat: Hadapi Musibah dengan Sabar dan Istighfar

Khutbah Jumat: Hadapi Musibah dengan Sabar dan Istighfar


اْلحَمْدُ  الحمد لله, الحمد لله الذى خلق الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ
مَمْنُونٍ أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله.  اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين. اما بعد فياأيهاالحاضرون اتقوالله, اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وانتم مسلمون, وقال الله تعالى إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

Oleh: Saiful Hadi (*)

Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, adakalanya dalam keadaan senang dan bahagia, namun juga terkadang berada dalam situasi sedih karena musibah yang melanda. Kasus wabah virus corona adalah bagian dari bencana non alam yang bisa kita sebut sebagai sebuah musibah. Musibah adalah keniscayaan yang harus dihadapi oleh setiap manusia. Sebagaimana Allah tegaskan dalam alQur’an surat al-Baqarah ayat 155, yang berbunyi:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (QS. Al-Baqarah: 155)

Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa musibah atau bencana merupakan sesuatu yang harus dihadapi oleh setiap manusia. Bencana, apapun bentuknya, sesungguhnya merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada manusia, sebab sebagaimana pada bagian akhir dari ayat al-Baqarah di atas, telah Allah Ta’ala sampaikan bahwa ada kabar gembira bagi orang yang bersabar. Dalam ayat yang lain seperti dalam surat Al-Insyirah ayat 5 dan 6 telah Allah Ta’ala janjikan bahwa ada dua kemudahan dibalik setiap suatu kesulitan. Sehingga ditengah-tengah situasi yang sulit ini, Khatib mengajak kepada diri sendiri dan seluruh hadirin guna meningkatkan ketaqwaan dan bertawaqqal kepada Allah Ta’ala yang dibarengi dengan ikhtiar agar kita terbebas dari bencana tersebut.

Selain itu Khatib mengajak untuk memperbanyak Istighfar memohon ampunan kepada-Nya atas segala dosa dan kesalahan. Beristighfar selain untuk memohon keampunan terhadap segala dosa dan kesalahan, juga menjadi solusi terhadap segala permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam kitab Tafsir al-Qurtubi dikisahkan, pada suatu ketika Imam Hasan al-Basri didatangi oleh orang-orang yang hendak mengadu terhadap permasalahan kehidupan yang mereka hadapi.

Orang pertama yang mendatangi beliau bercerita, bahwa dikampungnya sudah mengalami kemarau panjang. Mata air sudah mulai mengering, rerumputan yang menjadi pakan ternak pun juga sudah menguning, apalagi tanam-tanaman yang lain sudah pada gagal panen. Lalu dijawab oleh sang Imam, Istaghfirillah, ber-istighfarlah kamu kepada Allah, itu solusi untukmu.

Lalu datang orang selanjutnya mengadu kepada beliau. Ia berkata, "duhai Imam, sudah lama kami menikah namun belum juga dianugrahkan keturunan, apa yang harus kami lakukan". Imam Hasan al-Basri pun berkata Istaghfirillah, ber-istighfarlah kamu kepada Allah, itu solusi untukmu.

Dilain kesempatan, ada seorang lelaki yang mengadukan nasibnya kepada Imam Hasan al-Basri, bahwa betapa sempit kehidupannya, setiap waktu bekerja dan berusaha namun tetap saja belum bisa keluar dari jurang kemiskinan. Sang Imam pun mengatakan kepada lelaki tersebut,  Istaghfirillah, ber-istighfarlah kamu kepada Allah, itu solusi untukmu.

Masih dalam tafsir al-Qurtubi, dikisahkan bahwa Imam Hasan al-Basri didatangi oleh seorang laki-laki yang mengadu kepada beliau bahwa tanaman yang ada di kebunnya sudah banyak yang layu akibat terserang hama, ia datang meminta solusi pada sang Imam. Lalu Imam Hasan pun berkata, Istaghfirillah, ber-istighfarlah kamu kepada Allah, itu solusi untukmu.

Melihat Imam Hasan al-Basri selalu memberi jawaban yang sama padahal masalah yang ditanyakan berbeda-beda, akhirnya salah seorang muridnya bertanya, "wahai Tuan Guru, kenapa engkau memberikan jawaban yang sama persis, sementara persoalan mereka tidak sama?".

Imam Hasan al-Basri pun menjawab, "apa yang saya katakan sebagai jawaban untuk mereka bukanlah seenak saja saya menjawab, akan tetapi jawaban tersebut berdasarkan apa yang telah Allah ta'ala firmankan dalam QS. Nuh dari ayat 10 s.d. 12

فَقُلۡتُ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارٗا

maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, (QS. Nuh, Ayat 10)

يُرۡسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيۡكُم مِّدۡرَارٗا

niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, (QS. Nuh, Ayat 11)

وَيُمۡدِدۡكُم بِأَمۡوَٰلٖ وَبَنِينَ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ جَنَّٰتٖ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ أَنۡهَٰرٗا

dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” (QS. Surat Nuh, Ayat 12)

Setiap masalah yang mereka keluhkan telah Allah ta'ala jawab dalam ayat tersebut, yaitu dengan beristighfar. Dengan Istighfar, akan Allah ta'ala turunkan hujan yang akan menghilangkan kemarau, juga akan menghilangkan kemiskinan dengan memperbanyak harta, juga menganugrahkan keturunan, serta menumbuhkan tanaman-tanaman dalam kebun-kebun yang mereka miliki.

Demikianlah, beberapa fadhilah mengenai istighfar. Sehingga sudah sepatutnya untuk membiasakan diri memohon ampunan pada Allah ta'ala, dan semoga diangkat seluruh musibah dan bala. Aamin ya Rabbal Alamin.

  • [accordion]
    • Donasi Kamu Untuk Catatan Fiqih
      • Catatan Fiqih berjalan atas kerja keras seluruh jejaring penulis dan editor. Jika kamu ingin agar kami bisa terus melahirkan catatan atau video yang mengedukasi publik dengan nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil Alamin, silakan sisihkan sedikit donasi untuk kelangsungan website ini. Tranfer Donasi mu di sini:

        Paypal: hadissoft@gmail.com | atau 
        BRI Syariah 1054184162 an. Saiful Hadi