Oleh: Saiful hadi
Aurat didefinisikan sebagai sesuatu yang memalukan jika terlihat kepada khalayak ramai. Untuk itu, menutup aurat sama artinya dengan menutupi hal-hal yang bisa membuat malu. Berbicara tentang malu, Baginda Nabi pernah mengatakan bahwa malu tersebut adalah bahagian dari keimanan, setiap orang yang beriman sudah sepatutnya untuk bersikap malu, terutama malu kepada Tuhan sehingga selalu menunaikan titahNya tanpa pernah merasa jemu.
Dewasa ini sering kita dapati gaya berpakaian yang ala kadar sehingga terlihatlah apa yang seharusnya tidak perlu terlihat. Bagi yang telah terbiasa dengan lingkungan yang demikian bisa jadi hal yang seperti itu akan di anggap sebagai sebuah bentuk yang wajar saja. Misalkan seperti di negara-negara barat, jalan-jalan di pusat kota dengan pakaian yang minim ya biasa saja, tidak ada yang perlu dipermasalahkan bahkan itu disebut sebagai manusia yang modern.
Sementara di belahan bumi yang lain, dimana sebagian penduduknya masih ada yang pakaiannya hanya sekedar menutup kemaluan malah disebut primitif. Padahal jika di cermati dengan seksama, dari segi bentuk tidak jauh berbeda, hanya bahannya saja yang beda. Di belahan dunia yang disebut modern itu bahan bakunya sudah terkena sentuhan teknologi, sementara satu lagi masih berbahan alami dari alam.
Sementara di belahan bumi yang lain, dimana sebagian penduduknya masih ada yang pakaiannya hanya sekedar menutup kemaluan malah disebut primitif. Padahal jika di cermati dengan seksama, dari segi bentuk tidak jauh berbeda, hanya bahannya saja yang beda. Di belahan dunia yang disebut modern itu bahan bakunya sudah terkena sentuhan teknologi, sementara satu lagi masih berbahan alami dari alam.
Karenanya, malu itu mesti ada pada setiap diri kita. Jika ia seorang murid, ketika punya rasa malu terhadap gurunya, maka dia akan belajar dengan sebaik mungkin agar tidak mendapat nilai yang memalukan. Demikian juga, seroang guru yang punya rasa malu, dia akan berusaha semaksimalnya agar seluruh murid yang diasuhnya bisa menggapai sukses. Para orang tua yang punya malu juga bakal mendidik anak-anaknya agar tidak bertindak yang memalukan.
Ketika malu hilang maka akan sangat memalukan. Perzinaan dan perselingkuhan akan sangat memalukan apalagi jika diketahui orang banyak. Andai punya malu pasti tidak berani melakukannya, meskipun ditempat yang sunyi, sebab Tuhan maha melihat. Untuk itu malulah kepada Sang khaliq agar tidak memalukan di hadapan makhluq.
short link > bit.ly/budayakanmalu
short link > bit.ly/budayakanmalu
- [accordion]
- Donasi Kamu Untuk Catatan Fiqih
- Catatan Fiqih berjalan atas kerja keras seluruh jejaring penulis dan editor. Jika kamu ingin agar kami bisa terus melahirkan catatan atau video yang mengedukasi publik dengan nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil Alamin, silakan sisihkan sedikit donasi untuk kelangsungan website ini. Tranfer Donasi mu di sini:
Paypal: hadissoft@gmail.com | atau BRI 3906-01-010624-53-8 an. Saiful Hadi
COMMENTS