Sejarah
mencatat, Baginda Nabi Muhammad saw begitu sukses dalam
mendakwahkan Islam. Beliau mampu menciptakan sistem kehidupan yang
benar-benar baru dalam kurun waktu 23 tahun. Dan dengan begitu cepat pula
ajaran islam tersebar ke penjuru bumi sebagaimana yang terlihat sekarang.
Dalam buku Mutiara Dakwah K.H Hasyim Asyary hal. 46, disana disebutkan bahwa,
kesuksesan Nabi dalam berdakwah dikarenakan ada dua faktor. Pertama, adanya
konsistensi dengan kode etik dakwah, dan kedua, adanya keteladanan dalam
masyarakat. Kode etik dakwah Nabi, antara lain:
Pertama, tidak memisahkan antara ucapan dan perbuatan. Dalam menjalankan
misi dakwah Nabi tidak memerintahkan sesuatu yang ia sendiri tidak melakukan. Bahkan
ada yang beliau jalankan namun tidak diperintahkan bagi yang lain. Contoh yang
paling sering kita dengar seperti hadist yang menyatakan “Shalatlah
sebagaimana aku shalat”.
Kedua, tidak mencerca sesembahan lawan. Pada mulanya, saat nabi masih
berdakwah di Mekah, beliau pernah mencerca sesembahan atau berhala-berhala kaum
musyrik, akhirnya orang-orang musyrik juga ikut mencerca sesembahan Nabi Saw. Sehingga
yang terjadi adalah sikap saling mencerca, dalam keadaan demikian turunlah ayat
yang menyatakan larangan untuk mencerca sesembahan agama lain.
dan
janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena
mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.
Demikianlah Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian
kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa
yang dahulu mereka kerjakan. (Al-An’am : 108)
Ketiga, tidak memungut imbalan. Nabi dalam berdakwah tidak pernah meminta
ongkos, bahkan yang ada justru Nabi sendiri yang banyak bersedekah untuk
sahabat-sahabatnya. Misalkan ketika ada salah seorang sahabat beliau yang ingin
menikah namun tidak mampu membayar Mahar justru oleh nabi yang membantu sahabat
tersebut dalam membayar mahar.
Keempat, tidak melakukan diskriminasi sosial. Baginda Nabi tidak
membedakan kelas dalam masyarakat.
Demikianlah beberapa rahasia dakwah Nabi yang sudah sepatutnya kita tiru dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. sehingga tidak memberi kesan bahwa Islam adalah agama pedang, karena baginda Nabi sendiri pun berdakwah dengan penuh kelembutan.
Disadur dari Mutiara Dakwah K.H Hasyim Asyary Dr. Samsul Ma'arif