Sebab adanya Waktu Makruh Shalat

Sebagaimana yang telah kita maklumi, shalat fardhu adalah ibadah yang telah mempunyai ketentuan waktu tertentu, yakni waktu subuh, zuhur, asar, magrib dan isya. Dalam literatur fiqih juga disebutkan ada beberapa waktu yang terlarang shalat jika tidak ada sebab. Waktu yang terlarang tersebut juga ada lima waktu yaitu setelah shalat subuh, saat matahari terbit, ketika istiwa', setelah shalat asar dan ketika matahari terbenam.

Dalam kitab al-Iqna' [1] dinyatakan, alasan dimakruhkan shalat pada waktu tersebut karena ada hadis nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda :" Matahari itu terbit bersama dgn tanduk setan. Jika sudah mulai naik, maka tanduk itu terpisah darinya. Jika tepat di atas kepala, tanduk itu mendampinginya lagi. Jika telah tergelincir, tanduk itu menjauhinya. Jika sudah menjelang tenggelam, tanduk itu mendatanginya kembali. Jika telah tenggelam, tanduk itu meninggalkannya."(HR. As Syafi'i)

Para ulama' berbeda pendapat mengenai maksud dari 'tanduk syetan', sebagian mengatakan maksudnya adalah para penyembah matahari, mereka bersujud kepada syetan pada waktu tersebut, dikatakan juga bahwa syetan mendekatkan kepalanya pada matahari pad waktu-waktu tersebut agar orang-orang yang bersujud pada waktu itu bersujud kepadanya.

Kemakruhan shalat pada waktu tersebut hanya untuk shalat yang tidak mempunyai sebab, misalnya seperti shalat sunat mutlaq yang semata-mata dikerjakan karena ingin mengerjakan shalat tanpa ada kaitan dengan keadaan tertentu. Sementra untuk shalat yang ada sebab maka hukum mengerjakan pada makruh tersebut menjadi boleh kembali, contohnya seperti shalat tahiyat mesjid, shalat tersebut boleh dikerjakan karena mempunyai sebab yaitu masuk ke mesjid. Contoh yang lain seperti shalat qadha, shalat tersebut boleh dikerjakan dalam waktu makruh karena sudah ada sebab yakni tertinggal shalat sehingga wajib diqadha (diganti) dengan segera. Demikian juga dengan shalat jenazah, sebabnya karena ada kematian sehingga boleh dikerjakan biarpun dalam waktu yang makruh shalat.

Referensi

وَسبب الْكَرَاهَة مَا جَاءَ فِي الحَدِيث أَنه صلى الله عَلَيْهِ وَسلم قَالَ إِن الشَّمْس تطلع وَمَعَهَا قرن الشَّيْطَان فَإِذا ارْتَفَعت فَارقهَا فَإِذا اسْتَوَت قارنها فَإِذا زَالَت فَارقهَافَإِذا دنت للغروب قارنها فَإِذا غربت فَارقهَا رَوَاهُ الشَّافِعِي بِسَنَدِهِوَاخْتلف فِي المُرَاد بقرن الشَّيْطَان فَقيل قوهه وهم عباد الشَّمْس يَسْجُدُونَ لَهَا فِي هَذِه الْأَوْقَات وَقيل إِن الشَّيْطَان يدني رَأسه من الشَّمْس فِي هَذِه الْأَوْقَات ليَكُون الساجد لَهَا سَاجِدا لَهُ وَقيل غير ذَلِك

Love what you do


Oleh: Saiful Hadi

Do what you love and love what you do, kalimat inspiratif yang satu ini kita semua pasti pernah membacanya, di jejaring sosial banyak bermunculan banner banner yang memuat tulisan tersebut. Ada beberapa hal yang patut untuk dijadikan bahan renungan dibalik kalimat super tersebut.

Do what you love jika kita artikan ke dalam bahasa indonesia berarti lebih kurang kerjakan apa yang kamu sukai, sampai kesini rasanya masih normal dan wajar. Namun jika diterjemahkan ke dalam bahasa Aceh maka artinya "neu peu but ju peu peu yang galak dron". Disinilah terasa ada semacam unsur ancaman, karena biasanya orang Tua di Aceh ketika beliau mengucapkan kalimat demikian, itu artinya beliau sedang marah besar dengan tingkah polah yang sedang kita lakukan.

Bahkan dalam quran, Allah Ta'ala juga ada menyebutkan kalimat yang polanya seperti itu, misalkan seperti ayat اعملوا ماشئتم artinya kerjakanlah apa yang kamu sukai. Dalam kitab Ushul Fiqih syarah waraqat diterangkan bahwa salah satu fungsi dari fi'il Amar (kata kerja perintah) adalah bertujuan untuk tahdid (teguran), sebagaimana dalam contoh ayat tadi. Biarpun dalam ayat seolah-olah menyuruh untuk "kerjakanlah apa yang kamu sukai" , namun itu bukan berarti sebuah anjuran untuk mengerjakan apapun yang kita sukai, malahan ini adalah sebuah teguran besar bagi kita untuk tidak sembarangan dalam mengerjakan sesuatu, ini lantaran ada aturan-aturan syariat yang berfungsi sebagai rambu-rambu agar tidak sembarangan dalam bertindak. Singkat kata ada aturan main yang membatasi, tidak boleh "semau gue" terus.

Walhasil, kalimat do what you love setelah ditimang timang, itu malah kalimat yang penuh dengan teguran keras. Kita dituntut untuk berhati-hati dalam bertindak, penuh perhitungan dan tidak gegabah, apalagi semaunya terus.

Love what you do, cintai apa yang kamu kerjakan. Ya, mencintai pekerjaan yang sedang kita kerjakan merupakan upaya untuk menumbuhkan semangat dalam bekerja. Mencintai pasangan sepenuh jiwa juga merupakan langkah menggapai bahagia. Kekuatan cinta sanggup mengubah benci menjadi suka. Sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Taisirul Khalaq, Khalid Bin Zaid bin Mu’awwiyyah berkata: “Makhluk Allah yang paling kubenci adalah keluarga Zubair hingga kunikahi salah satu diantara saudara mereka maka jadilah orang yang paling kucintai mereka”. Begitulah kekuatan cinta. Cintai pekerjaanmu agar semangat dalam bekerja, cintai pasanganmu agar engkau bahagia.

Bersabarlah Sejenak Saja

Oleh: Saiful Hadi

Sebuah tulisan tidak akan lekang dimakan oleh waktu, sebuah kisah juga tidak akan pudar ditelan usia. Siapa yang tidak kenal dengan Nabi yusuf As, Keelokan wajah dan akhlaknya telah memberi warna tersendiri pada dunia ini.Sebuah kisah cinta telah terukir, yaitu kisah yang penuh prahara serta sangat berliku dan dikenang oleh setiap generasi dari waktu ke waktu.

Melalui wahyunya yang mulia, Dia rekam semua kisah cinta tersebut dengan bahasa yang indah seindah kisahnya. Cinta memang sering membuat para pelakunya bernasib tragis. Lihatlah betapa menderitanya Zulaikha karena cintanya kepada yusuf, sampai-sampai dirinya menjadi tergoda sehingga berani melabrak norma. Kejadian ini pun akhirnya menjadi buah bibir dikalangan istana, sehingga Nabi Yusuf pun masuk penjara demi menjaga marwah Siti Zulaikha.

Dan lihatlah betapa sabarnya Nabi Yusuf dalam mensucikan cinta hanya untuk Nya. Bisa saja beliau menuruti apa kata naluri, namun iman di dada menjadi pengekang sehingga selamat dari pekerjaan nista.Akan tetapi semua penderitaan akibat cinta itu hanyalah sebuah ujian untuk menguji kadar cinta, bukankah pedang yang kuat itu berasal dari besi yang ditempa dengan api yang sangat panas? Sehingga disini menjadi nyata, apakah cintanya hanya sebatas mulut saja atau berasal dari ketulusan hati.

Cinta yang mebutakan mata hanya berbuah petaka dan jauh dari rasa bahagia. Sementara cinta yang dilandasi dengan kesabaran akan menjadi manis dan indah pada saatnya. Itulah kenapa penjara menjadi lebih nikmat dibandingkan istana, karena disanalah cinta Nabi Yusuf kepada Tuhan Nya semakin membahana, dan buah kesabaran Nabi Yusuf lah yang membuat cinta Zulaikha menjadi bersatu jua. Karenanya, bersabarlah dari nafsu yang menggoda agar cinta tidak ternoda. Segeralah menuju ke penghulu jika cinta sudah sangat menggebu-gebu.

Para ulama telah membedakan sabar menjadi tiga jenis, yaitu sabar dari maksiat, sabar dalam beribadah, dan sabar ketika sedang ditimpa musibah. Selama cinta belum ada ikatan yang halal, maka bersabarlah, karena disinilah sabar dari bermaksiat.

Bersabarlah sejenak saja, pelajaran terbesar tentang sabar bisa kita dapatkan dari toilet. Rasanya tidak ada yang ingin terburu-buru minggat dari toliet, bahkan rela berlama-lama duduk nongkrong disana tanpa merasa jemu sedikit pun, bahkan biarpun lama, namun berakhir dengan kelegaan, itulah sabar. ^_^

Boleh "Melihat", Namun ada Ketentuannya


Oleh: Saiful Hadi

Dari mana cinta berasal? dari mata turun ke hati, demikianlah pepatah cinta yang sering kita dengarkan dari para pujangga cinta. Indra penglihatan dibandingkan dengan yang lain lebih banyak menyumbang berbagai macam perasaan bagi hati, melalui mata indahnya pelangi bisa dinikmati, begitu juga dengan berbagai hal menarik lainnya di dunia.

Berbeda dengan mendengar, "melihat" menjadi topik hangat yang sering dibahas oleh para ulama fiqih. Hal ini lantaran jika melihat tidak pada tempatnya akan menjadi sumber malapetaka bagi yang melihat maupun yang dilihat.

Lelaki memandang perempuan yang bukan mahramnya tanpa hajat tidak dibolehkan. Lelaki yang dimaksud adalah lelaki yang sudah baligh,  begitu juga perempuan. Namun lain ceritanya jika ada sebuah kepentingan, maka hukumnya pun menjadi berubah. Salah satu contoh hajat yang membolehkan untuk melihat seorang perempuan adalah karena ingin menikahinya. Hukum melihat perempuan tersebut bukan hanya boleh, bahkan seperti yang tersebut dalam Kifayatul Akhyar [1], menurut qaul yang shahih disunatkan memandang wanita yang ingin dinikahi, agar tidak menyesal dikemudian hari. Sebagaimana Sabda Nabi saw:

أنظر، فإنه أحرى أن يؤدم بينكم
"Lihatlah, karena melihat itu akan lebih menjadikan perjodohan langgeng di antara kalian berdua"

Hadist tersebut diriwayatkan oleh An-Nasai serta Ibnu Majah. Dan dianggap hadist hasan  oleh at-Tirmizi, dianggap shahih oleh Ibnu Hibban dan al-Hakim.

Masih dalam kifayatul Akhyar, bahkan boleh berulang-ulang melihat supaya jelas, baik seizin wanita tersebut maupun tidak. Apabila sulit untuk melihat sendiri, maka si lelaki yang ingin menikah tersebut boleh menyuruh seorang wanita yang dapat mensifati dan memberi gambaran kepadanya tentang perempuan yang dimaksud. Timbul pertanyaan, lantas melihat itu sebatas apa? Yang boleh dilihat adalah wajah serta dua tangannya, selain itu tidak diperkenankan. Sebagaimana halnya lelaki boleh melihat perempuan yang hendak dia nikahi, demikian juga dengan perempuan juga boleh melihat kepada lelaki.

Catatan penting yang perlu digaris bawahi adalah, dibolehkan melihat karena ada niat untuk menikahinya dan dilakukan sebelum melamar, tujuannya agar si lelaki tidak sampai meninggalkan perempuan itu sesudah melamar jika seandainya ia tidak suka terhadap perempuan tersebut, sehingga tidak mendatangkan kekecewaan bagi perempuan. Perlu diingat juga bagi lelaki yang telah melihat, jika lelaki tersebut tidak suka, maka sebaiknya ia diam dan jangan mengatakan tidak suka, karena yang demikian itu akan mengecewakan hati perempuan.

Catatan kaki

Hapus Prasangka



Umumnya prasangka selalu menjurus kepada hal negatif, terutama yang berhubungan dengan sesama manusia. Ketika sebuah prasangka negatif hinggap pada pikiran sesegara mungkin cobalah untuk menghapusnya. Sebab, berprasangka negatif atau su'uz dhan termasuk perbuatan dosa, sehingga terlarang untuk dilakukan. Sebagaiman firman Allah Ta'ala :

"Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa" (QS. Al-Hujarat: 12)

Mengenai prasangka dan kebenaran, Rasulullah saw bersabda:

إياكم والظن فإن الظن أكذب الحديث

"Takutlah kalian pada prasangka, sebab prasangka adalah ucapan hati yang paling dusta"


Kebenaran adalah fakta yang dapat disaksikan atau dibuktikan. Sebuah kebenaran hanya dapat ditetapkan dengan sebuah keyakinan. Sementara prasangka (dhan) sama sekali tidak dapat dipakai untuk menetapkan sebuah kebenaran.

Ironisnya, kebanyakan orang menganggap bahwa prasangka memiliki kekuatan yang sama dengan keyakinan. Hanya atas dasar prasangka saja sudah berani menuduh orang, padahal belum ada bukti yang nyata. Jelas sekali tindakan yang demikian sangat jauh dari nilai ilmiah.

Ajaran islam mengajarkan kita untuk selalu husnu dhan atau berprasangka baik. Terutama sekali terhadap Sang Pencipta. Jika kita berpikiran buruk terhadap apa yang terjadi pada diri, maka sebenarnya sedang berburuk sangka pada Allah ta'ala. Karena Dialah yang mewujudkan segalanya atas apa yang terjadi pada manusia.

Dalam sebuah hadist qudsi, Allah ta'al berfirman:

"Sesungguhnya Allah berkata: Aku seperti prasangka hamba Ku kepada-Ku, jika prasangkanya baik, maka kebaikan untuknya, jika prasangkanya buruk, maka keburukan untuknya.


Menghapus Prasangka
Menghapus prasangka buruk adalah suatu keharusan. Jika dalam pikirannya muncul prasangka yang buruk terhadap orang lain, maka secepatnya ia harus mencari alasan untuk membelanya. Misalkan ketika dibohongi orang lain, maka ia harus mencarikan alasan kenapa orang tersebut berbohong kepadanya, mungkin saja ia terpaksa, dan dalam kondisi kalut ia ambil jalan pintas sehingga terpaksa berbohong. Inilah yang dikatakan Khalifah Umar bin Khatab:


ﻻيحل ﻻمرئ مسلم يسمع من أخيه كليمة يظن بها سوءا وهو يجد لها شيء من الخير مخرجا
"Tiada halal bagi seorang muslim berburuk sangka pada saudaranya ketika ia mendengar perkataannya selama kata-katanya masih dapat diarahkan pada tujuan yang baik"

Mari selalu berprasangka yang baik ^_^

Video: Hilangkan Prasangka


Disadur dari : Zadah, Bekal menggapai ilmu, manfaat dan berkah, hal. 190

Ciptakan Suasana yang Harmonis

Oleh: Saiful Hadi

Menikah itu menenangkan dan menyenangkan, banyak ayat dan hadist yang menjelaskan mengenai manfaat menikah. Rasulullah sendiri pun sangat menganjurkan para pemuda yang masih lajang agar melangsungkan pernikahan, bahkan beliau sangat mencela pemuda-pemuda yang mempertahankan status lajangnya.

Biarpun pernikahan itu mendatangkan kesenangan dan ketenangan, tetapi tetap saja ada sebagian pasangan yang merasakan kebosanan dalam menjalani kebersamaan. Sebenarnya hal tersebut lumrah saja, karena sudah sifatnya manusia yang selalu tidak pernah bisa puas sehingga bosan dengan keadaan. Untuk itu harus ada peremajaan keadaan agar keharmonisan selalu terjaga.

Dalam kitab al-Azkar, Imam Nawawi menyebutkan bahwa dalam kitab hadist Turmidzi dan Nasa'i, Siti Aisyah ra meriwayatkan Sabda Nabi Saw: "orang beriman yang imannya paling sempurna ialah mereka yang paling baik akhlaq dan paling lembut terhadap keluarganya".

Sabda Nabi seperti yang tersebut di atas menjadi sebuah isyarat bagi setiap pasangan agar selalu menciptakan suasana yang harmonis dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Dan kuncinya adalah akhlaq yang baik. Kehidupan bersama harus dijalani dengan kesabaran dan keiklasan serta bersikap qana'ah dalam menerima keadaan pasangan. karena, menyatukan dua karakter yang berbeda bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah.

Seorang suami sejatinya harus memperlakukan sang istri dengan sebaik mungkin. Mereka tercipta dari tulang rusuk yang bengkok sehingga harus sangat lemah lembut dengannya, jika tidak maka bisa patah yang berakhir dengan perceraian. Ada yang mengatakan, cinta lelaki terletak pada matanya, sementara cinta wanita berada pada telinganya. Untuk itu seorang istri harus bisa menyenangkan suami ketika ia dipandang dan menenangkan hatinya ketika sedang ditinggalkan. Demikian juga para suami harus selalu bertutur yang lemah lembut dengan istrinya dan sesekali diiringi dengan sedikit gombal dan gurauan kecil yang menyenangkan hatinya.

Sebuah pernikahan harus dipandang sebagai sebuah barang antik yang nilainya semakin tinggi seiring bertambahnya usia pernikahan. Pernikahan yang harmonis akan melahirkan generasi yang baik. Karena ibarat kata pepatah "buah tidak jauh-jauh jatuh dari pohonnya". Disadari atau tidak, anak-anak akan mengikuti tingkah polah kedua orang tuanya. Sudah lazim kita lihat contoh yang ada dalam kehidupan nyata, seorang anak nabi juga menjadi nabi seperti nabi ismail yang merupakan anak nabi ibrahim, dan umumnya anak ulama juga bakal menjadi ulama nantinya. Tapi biarpun demikian ada juga anak nabi tapi pembangkang seperti anak nabi Nuh. Ada juga contoh biarpun ayahnya bukan ulama tapi anaknya menjadi seorang ulama besar, dari catatan sejarah kita ketahui bahwa ayah imam Al-Ghazali hanyalah orang biasa, namun karena beliau sangat memuliakan para ulama sehingga anaknya menjadi ulama besar yang bergelar Hujjatul Islam.

Terakhir, saya ingin mengutip sepotong kalimat dari KH. Zainuddin MZ, dalam ceramahnya beliau mengatakan "jika terjadi kegoncangan dalam rumah tangga, ingatlah suasana malam pertamamu ketika bersama dia". ^_^

Belajar Pada Ayam

Tinggal di pedesaan yang jauh dari hiruk pikuk kota, setiap paginya akan kita dengarkan kokok ayam yang saling sahut menyahut menandakan fajar shadiq telah datang. Sebetulnya bukan hanya kokok ayam saja, di malam harinya ada jangkrik yang sedang berdendang, kalau lagi musim hujan dimana-mana terdengar riuh nyanyian sang kodok. Sebenarnya saya gak ingin bercerita tentang nyanyian kodok atau merdunya jangkrik, melainkan tentang kepintaran ayam.

Menurut saya, ayam itu makhluk yang pintar, yang kurang pintar itu domba karena domba merasa enjoy2 aja ketika diminta untuk di adu sehingga jadilah adu domba. Mari merenung sejenak, kira2 ayam itu pintarnya dimana? Pinter berkelahi?, salah satunya mungkin iya, bahwa ayam itu pinter berkelahi, namun bukan pinter yang demikian yang dimaksud. Yang unik dari ayam ini, dia rela bertarung demi mendapatkan pasangannya. Disinilah letak kejantanan sang ayam. Betinanya pun juga tidak kalah jantan, anda harus berhati jika menggangu anak anak ayam karena induk betinanya bisa mengamuk tanpa ampun. Itulah hebatnya ayam.