Hidup itu memang banyak rasa, sedih senang, susah bahagia, takut dan berani akan selalu mewarnai roda kehidupan. Apapun status sosialnya, setiap anak adam tidak akan terlepas dari berbagai macam ujian. Sedih akan berganti dengan senang, susah akan sirna dengan datangnya bahagia, dan berani akan muncul menghapus rasa takut.
Mengenai rasa takut, dan perasaan yang tidak mengenakkan lainnya, Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah : 155)
Ada hal menarik di akhir ayat di atas, yakni ada kabar gembira bagi orang-orang yang mau bersabar terhadap segala kepayahan yang menimpanya. Syaikh Wahbah Azzuhaili dalam Tafsir Al-Munir menjelaskan: Sabar itu terdiri dari tiga hal, pertama bersabar dari melakukan maksiat dan bersabar dalam berbuat taat. Bersabar dalam taat lebih besar pahalanya. Siapa saja yang sanggup bersabar dari masiat dan sabar dalam melaksanakan ketaatan, maka Allah anugrahi baginya keridhaan terhadap taqdir Nya. Tanda-tanda ridha adalah lahirnya ketenangan hati, sehingga ia tidak merasa kesusahan saat berhadapan dengan hal-hal yang tidak disukainya, serta tidak lalai saat kebahagiannya sedang bersamanya.
Mengubah Derita Menjadi Bahagia
Derita dan bahagia akan datang silih berganti, namun perlu kita sadari bahagia pasti datang tatkala sedang menderita, ibarat kata hujan pasti akan berhenti dan badai juga pasti berlalu, ini hanya masalah waktu saja. Ada syukur dalam sabar, dan ada sabar dalam syukur. Saat kesusahan menimpa maka sabarlah, Allah ta'ala akan memberi pahala yang besar dan mengampuni dosa-dosa sehingga sangat patut untuk banyak disyukuri. Sementara saat masa-masa senang maka bersyukurlah terhadap segala pemberiannya, dan bersabarlah dari bermaksiat kepada Nya, karena umumnya dikala senang pekerjaan maksiat lebih mudah untuk dikerjakan karena ada dukungan finansial yang memadai.
Puasa menjadi nikmat saat berbuka karena adanya kesabaran menahan diri dari sejak fajar hingga magrib. Bergembiralah wahai Tuan Shabir, janji Tuhan pasti, saat ia ingin memberikan anugrah-Nya maka ia ilhamkan untuk memohon kepada-Nya. Nabi Musa berdoa dengan penuh kesabaran selama 40 tahun mengharap agar Firaun runtuh, dan pada akhirnya sebagaimana kita ketahui Allah kabulkan permohonan Nabi Musa pada saat yang memang sangat tepat, semua sudah ada dalam Ilmu Nya. Berbaik sangkalah kepada Allah, karena Allah akan memberikan sesuai dengan sangkaan kita, begitulah Sabda dari Rasul Nya.