ﺍﻟﻤﺮﺀ ﻣﻊ ﻣﻦ ﺃﺣﺐ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ
"Seseorang akan bersama orang yang dicintainya pada hari kiamat nanti"
Mengomentari hadist ini, Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menuliskan:
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺤﺴﻦ : ﻳﺎ ﺍﺑﻦ ﺁﺩﻡ ! ﻻ ﻳﻐﺮﻧﻚ ﻗﻮﻝ ﻣﻦ ﻳﻘﻮﻝ : ( ﺍﻟﻤﺮﺀ ﻣﻊ ﻣﻦ ﺃﺣﺐ ) ﻓﺈﻧﻚ ﻟﻦ ﺗﻠﺤﻖ ﺍﻷﺑﺮﺍﺭ ﺇﻻ ﺑﺄﻋﻤﺎﻟﻬﻢ ، ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩ ﻭﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ ﻳﺤﺒﻮﻥ ﺃﻧﺒﻴﺎﺀﻫﻢ ﻭﻟﻴﺴﻮﺍ ﻣﻌﻬﻢ ، ﻭﻫﺬﻩ ﺇﺷﺎﺭﺓ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﻣﺠﺮﺩ ﺫﻟﻚ ، ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﻣﻮﺍﻓﻘﺔ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ، ﺃﻭ ﻛﻠﻬﺎ : ﻻ ﻳﻨﻔﻊ " ﺍﻧﺘﻬﻰ
ﻣﻦ " ﺇﺣﻴﺎﺀ ﻋﻠﻮﻡ ﺍﻟﺪﻳﻦ " (2/160)
Al-hasan berkata : wahai anak cucu adam! janganlah sampai engkau menjadi salah paham dengan ucapan seseorang yang mengatakan "seseorang bersama dengan orang yg dicintainya" karena sesungguhnya engkau tidak akan bertemu dengan orang-orang abrar kecuali dengan beramal seperti amalan2 mereka, sesungguhnya kaum yahudi dan nasrani mencintai nabi mereka tetapi mereka tidak bersama nabinya, hal ini menunjukkan bahwa sekedar mencintai tanpa meneladani dalam sebagian amalan atau keseluruhan amalan tidaklah bermanfaat. [1]
Dalam surat Al-Ahzab ayat 21, Allah Ta'ala berfirman
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Surat Al-Ahzab : 21]
Sebagian ulama berpendapat, setiap hal yang dikerjakan oleh Baginda Nabi wajib untuk di ikuti kecuali untuk hal-hal yang memang dikhususkan untuk beliau saja seperti beristri lebih dari empat orang wanita. Sementara umat beliau tidak boleh lebih dari empat karena ada dalil yang membatasinya sebagaimana yang telah tersebut dalam surat An-Nisa ayat 3, "nikahilah wanita-wanita yang kamu senangi: dua, tiga atau empat". Cuma, jangan dalam bidang memperbanyak istri saja yang diikuti, masih banyak hal lainnya yang juga harus diteladani, misalkan seja seperti perilaku beliau ketika di diusir oleh penduduk Thaif, tidak ada rasa dendam bahkan beliau mendoakan agar kelak keturunan mereka memeluk islam, padahal saat itu Jibril datang menawarkan bantuan.
Betapa banyak selama ini kita melihat, wajah islam terkesan suram karena ada golongan tertentu yang melakukan berbagai tindakan kekerasan dengan mengusung simbol-simbol islam, nyatanya melihat kronologi sejarah Rasulullah dalam menyebarkan dakwah, beliau selalu bertindak dengan santun dan mengedepankan nilai-nilai akhlaq yang baik.
Paling tidak ada empat sifat utama yang sangat patut kita teladani dari Rasulullah, yakni siddiq, amanah, fathanah dan tabligh. Betapa banyak anjuran beliau untuk selalu berlaku benar dalam setiap tindakan, dan mengedepankan nilai-nilai amanah terhadap segala tanggung jawab yang dibebankan.
Hakekat menjalankan sunnah Nabi bukanlah sekedar membawa anggota tubuh untuk mengikuti pesan dan perilaku Rasulullah, akan tetapi hadirnya beliau di hati saat kita menjalankan sunnah. Itulah hakekat. Alangkah banyaknya orang menjalankan sunnah Nabi namun yang diingat adalah kalimat hadits yang di bukukan atau diucapkan, dan bukan Rasulullah yang hadir di hatinya.[2]
Diantara tanda cinta adalah banyak-banyak dalam menyebut namanya, dan cinta itu ada pembuktiannya, sebab jika hanya manis dibibir saja maka itu bukan cinta melainkan hanya gombal belaka. Sehingga jangan pelit untuk sekedar bershalawat kepada Baginda Nabi.
Beliau bersabda : "barangsiapa yang bershalawat untukku, niscaya malaikat akan membacakan shalawat yang sama untuknya. oleh karena itu, terserah seorang hamba, apakah ia akan menambah atau tidak jumlah bacaan shalawatnya" (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Yang dimaksud dengan malaikat bershalawat untuk kita, itu artinya mereka mendoakan agar Allah menurunkan rahmat bagi hamba-hambaNya yang bershalawat untuk kekasih Nya yang mulia.
[1] Ihya Ulumuddin Juz 2 hal. 260
[2] Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke 20