Dewasa ini bisa dikatakan kebanyakan orang telah pernah menggunakan komputer dan banyak juga yang telah memiliki komputer atau laptop sendiri di rumah masing-masing. Seiring dengan berkembangnya hardware, perkembangan softaware pun juga tidak kalah pesatnya, hal ini terbukti dengan munculnya berbagai macam perangkat lunak yang terus saja mengalami update agar semakin berjalan dengan optimal. Selain itu software jahat pun (baca: virus kompter) juga semakin canggih dan ganas. Sehingga kondisi Antivirus harus selalu di update secara berkala agar dapat menangkal seluruh radikal bebas yang satu ini.
Terkadang kita merasakan bahwa komputer sudah berjalan dengan aman, yang ditandai dengan bisa booting secara normal tanpa kendala apapun. Tapi tanpa kita sadari dibalik layar ada trojan yang memata-matai di luar kontrol kita, sehingga dengan mudahnya seluruh data yang berada di dalam komputer bisa dicuri oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Baru kita sadari bahwa komputer sudah terserang penyakit akut ketika antivirus dipasang update terbaru sehingga bisa mengenali varian-varian terbaru dari virus. Disinilah kita menjadi terpana dengan fenomena yang ada, sebelumnya dianggap aman-aman saja namun ternyata ada ancaman besar yang sedang mengerogoti.
Aceh sebelum penerapan syariat Islam bisa dikatakan seperti komputer yang belum ada antivirus, kita pikir kondisi aman-aman saja, tidak ada pelanggaran atau hal aneh lainnya. Namun ketika syariat telah berlaku seolah-olah menjadi antivirus yang berhasil menscan begitu banyaknya virus sehingga semua keanehan dan pelanggaran nampak di depan mata. Tapi ada saja yang mengatakan "syariat di Aceh kenapa demikian angkernya", seolah-olah syariatlah yang menjadi biang segala kekacauan yang ada.
Jika dilihat dengan cermat, syariat justru menjadi antibodi demi melindungi umat dari kebrobrokan. Dengan adanya penerapan syariat, sedikit demi sedikit virus-virus sosial akan dibabat. Untuk itu harus ada update berkala dengan mengevaluasi berbagai kekurangan di sana-sini, dan juga dengan memberi pemahaman bagi seluruh komponen masyarakat melalui berbagai lembaga pendidikan dan sebagainya.
Seluruh komponen harus saling mendukung sesuai dengan kapasitas dan fungsinya masing-masing, karena yang dikatakan mobil bukan hanya ban atau busi saja, tapi rangkaian dari seluruh komponen inilah yang akan membuat mobil ini disebut mobil dan bisa berfungsi dengan baik. Mobil ini setelah bisa berfungsi dengan baik tentu saja harus ada orang baik pula yang akan menjalankannya. karena jika tidak, maka pada akhirnya akan berujung tidak baik juga, entah tabrakan atau masuk ke jurang.