Saya, kamu, anda, dan semua pasti punya impian masing-masing yang ingin digapai suatu saat kelak. Impian juga bermacam-macam, bagi yang masih lajang berimpian untuk segera meminang si gadis gebetan, bagi yang sedang kuliah ingin segera menuntaskan, dan yang sudah wisuda ingin mendapat pekerjaan yang layak.
Setiap pekerjaan yang halal itu layak untuk dikerjakan, karena jika intinya adalah "tetap berpenghasilan" maka bisa bekerja apa saja yang penting halal sehingga setiap harinya tetap ada penghasilan biarpun terkadang dalam jumlah yang tidak tetap. Namun jika prinsipnya "berpenghasilan tetap" maka solusinya bisa dengan menjadi pengawai atau yang sejenis dengannya, dimana setiap bulannya penghasilan sudah ada ketetapan sekian dan sekian.
Ingatlah satu hal, selama masih ada nyawa dalam jasad, Tuhan tidak akan membiarkan perut kita kosong tanpa terisi. Lihat kesekeliling, bagaimana semut-semut bekerja setiap harinya dalam mencari rizki, padahal sekolah juga tidak namun dengan sungguh-sungguh mencari sehingga dimudahkan jalan bagi mereka untuk menggapai rezki. Contoh lain cicak, mungkin sudah sering kita dengar dimana cicak yang tidak bersayap namun makanannya nyamuk yang terbang kesana kemari, secara logika rasanya tidak mungkin tapi itulah faktanya.
Setiap Perkara akan diminta Tanggung Jawab
Dalam kitab-kitab fiqih disebutkan, lelaki menjadi dewasa karena bermimpi biarpun dia belum genap usia 15 tahun. Saya rasa semua pasti sudah paham tentang mimpi apa yang dimaksud. Fenomena mimpi memang luar biasa lantaran mampu mengubah status seorang anak manusia dari shabi (anak-anak) menjadi mukallaf sehingga ia wajib untuk mengerjakan segala aturan syariat seperti shalat, puasa dan lain-lain. Jika seusia begitu masih saja melalaikan kewajiban, itu brarti masih belum menyadari statusnya yang sudah berubah menjadi dewasa.
Banyak motivator mengatakan bermimpilah, catat setiap impian yang ada. Impian ini melahirkan motivasi, dari motivasi muncul aksi sehingga besar harapan apa saja yang diimpikan menjadi kenyataan. Ingin menjadi pemimpin yang besar maka jadilah pemimpi, dari mimpi menjadi mimpin. Satu hal yang perlu diwaspadai jika menjadi pemimpin adalah harus bersiap diri untuk dimintai pertanggung jawaban. Di dunia saja para pemimpin Indonesia harus siap-siap ditanya oleh KPK, apalagi di akhirat dimana pengadilannya lebih ketat lagi dengan berbagai macam barang bukti, mulai dari rekaman cctv malaikat Rakib Atib yang saban hari terus memonitoring dengan kamera super canggihnya, dan saksi lainnya yang tidak mungkin berbohong. Kita harus menghadapi pengadilan akhirat tanpa didampingi pengacara sebagaimana yang sering muncul di pengadilan dunia.
Mendengar pengadilan akhirat mungkin terkadang tidak memberi efek gentar mungkin karena belum mengalaminya, sehingga terus saja berbuat semena-semena tanpa ada rasa takut sedikitpun.