Umar Ibnul Khathab r. a. Meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Sesungguhnya Al-Quran diturunkan dalam tujuh huruf, maka bacalah Al-Quran dengan bacaan yang mudah bagimu. (HR. Bukhari)
Tujuh huruf artinya tujuh cara baca, yaitu tuiuh bahasa dan dialek di antara bahasa-bahasa, dan dialek-dialek bangsa Arab. Al-Qur'an boleh dibaca dengan masing-masing bahasa itu. Ini tidak berarti bahwa setiap kata dan Al-Qur'an dibaca dengan tujuh cara baca, melainkan bahwa ia (Al-Quran) tidak keluar dari ketujuh cara tersebut.
Jadi, kalau tidak dengan dialek Quraisy (yang merupakan bagian terbanyak), ia dibaca dengan dialek suku lain (sebab dialek suku ini lebih fasih). Dialek-dialek itu, yang dahulu masyhur dan pengucapannya enak. Antara lain: dialek Quraisy, Hudzail, Tamim, al-Azd, Rabi'ah, Hamzin dan Sa'd bin Bakr. Inilah pendapat vang paling masyhur dan kuat.
Menurut pendapat lainnya, yang dimaksud dengan tujuh huruf adalah cara-cara qiraat (bacaan Al-Qur'an). Sebuah kata dalam Al-Qur'an, betapa pun bervariasi cara pengucampannya dan beraneka ragam bacaannya, perbedaan di dalamnya tidak keluar dari tujuh segi berikut :
1. Perbedaan dalam i'raab suatu kata atau dalam harakat binaa'nya, tetapi perbedaan itu tidak melenyapkan kata itu dari bentuknya (tulisannya) dalam mushaf dan tidak mengubah maknanya, atau mengubah maknanya. Contohnya: fa-talaq-qaa aadamu dibaca aadama.
2. Perbedaan dalam huruf-huruf, mungkin disertai dengan perubahan makna (seperti : ya'lamuuna dan ta'lumuunaj, atau hanya perubahan bentuk tanpa disertai perubahan makna (seperti : ash-shiruuth dan as-siraath).
3. Perbedaan wazan isim-isim datam bentuk tunggal, dua, jamak, mudzakkar, dan mu'annats. Contohnya : amaanaatihim dan amaanatihim.
4. Perbedaan dengan penggantian suatu kata dengan kata lain yang kemungkinan besar keduanya adalah sinonim, seperti : kal'Ihnil manfuusy atau kash-shuufil manfhusy. Kadang pula dengan penggantian suatu huruf dengan huruf lain, seperti : nunsyizuhaa dan nunsyiruhaa.
5. Perbedaan dengan pendahuluan dan pengakhiran, seperti : wa-yaqtuluuna wa-yuqtaluuna dibaca Ta-yuqtaluuna wa-yaqtuluuna.
6. Perbedaan dengan penambahan dan pengurangan, seperti : wa maa khalaqadzdzakara wat-untsaa dibaca wadz-dzakara wai-untsaa.
7. Perbedaan dialek dalam hal fathah dan imaalah, tarqiiq dan tafkhiim, hamz dan tashiil, peng-kasrah-an huruf-huruf mudhaara'ah, qalb (pengubahan) sebagian huruf, isybaa'miim mudzakkar, dan isymaam sebagian harakat. Contohnya : wa hal ataaka hadiitsu Muusaa dan balaa qaadiriina'alaa an nusawwiya banaanahu dibaca dengan imaalah : atee, Muusee, dan balee. Contoh lainnya : khabiiran bashiiran dibaca dengan tarqiiq pada kedua huruf ra'-nya ; ash-shalaah dan ath-thalaaq dibaca dengan talkhiim pada kedua huruf lam nya.
Disadur dari : Muqaddimah Tafsir Al-Munir
COMMENTS