Sebelum peristiwa isra' dan mi'raj, ada banyak cobaan yang datang bertubi-tubi menimpa Rasulullah, mulai dari kematian sang paman, lalu istrinya yang tercinta juga meninggal dunia, dan sewaktu beliau hijrah ke Thaif beliau juga diperlakukan tidak sepantasnya. Untuk itu Rasulullah "diundang" untuk melaksanakan isra' mi'raj yang dengannya terpompa kembali semangat baru bagi keteguhan hati Rasulullah dalam mengemban dakwah.
Isra' merupakan perjalanan dari Masjidil Haram di mekah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, Palestina. Sementara mi'raj adalah perjalanan setelah isra', menuju petala langit hingga mencapai kawasan yang tidak dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuan makhluk, baik manusia, malaikat maupun jin. Dengan perjalanan ini Allah Ta'ala memuliakan rasulullah saw, dan semua rangkaian perjalanan tersebut dilakukan hanya dalam waktu satu malam.
Jumhur ulama mengatakan bahwa perjalanan tersebut ditempuh oleh Baginda Nabi dengan tubuh dan ruh beliau sekaligus. Oleh karenanya, perjalanan ini merupakan salah satu mukjizat terbesar yang menjadi bukti pemuliaan Allah terhadap Rasulullah saw.
Dalam sejarah kehidupan Rasulullah, kita mendapati beliau juga melakukan perjalanan hijrah dari Mekah menuju Madinah. Tentu saja ada berbagai macam faedah dan pelajaran penting yang bisa dipetik dari semua kejadian ini.
Pada saat rasulullah mengatakan bahwa semalam beliau telah isra mi'raj banyak diantara kaum kafir qurays yang mengingkarinya, bahkan dalam riwayat disebutkan sampai-sampai ada dari kalangan kafir qurays yang menanyai nabi berapa jumlah pilar masjidil aqsa. Andai saja pada saat itu Rasulullah mengatakan bahwa beliau bermimpi isra mi'raj mungkin saja para kafir mekah bakal menyakini dan memakluminya, toh yang namanya mimpi bisa saja mimpi sesuatu yang luar biasa, dan manusia biasa pun terkadang juga punya mimpi-mimpi yang unik.
Peristiwa isra mi'raj ini juga mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya bersikap terhadap baitul maqdis. Kita harus menjaganya dari musuh-musuh islam. Umat Islam tidak boleh gentar, takut, apalagi merendahkan diri di hadapan kaum Yahudi yang telah menginjak-injak bumi Palestina. Mungkin saja peristiwa isra mi'raj lah yang telah memotivasi Shalahuddin Al-Ayyubi untuk mengusir pasukan salib dari tanah suci. Sejarah mencatat akhirnya mereka berhasil dipaksa keluar dari Yerusalem.
Semoga dengan momen ini, kembali mengispirasi kita untuk terus berbenah demi kemajuan dan kejayaan Umat Islam.
Rujukan : Fiqih Sirah, Dr. Said Ramadhan Al-Buthi
COMMENTS