Seantero negeri hari ini larut dalam suka cita mengenang kemerdekaan. Berbagai event dalam rangka mengenangnya diadakan, mulai dari kegiatan formal berupa upacara bendera, sampai berbagai macam kegiatan hiburan yang berlangsung dengan ceria. Setiap 17an, panjat pinang selalu menjadi acara primadona. Berbagai momen lucu akan selalu muncul dari acara yang satu ini, dan tidak kalah penting juga semangat juang tergambar dengan jelas saat tim pemanjat berusaha sekuat tenaga menuju ke puncak demi menggapai hadiah idaman. Berbagai usaha dikerahkan, biarpun surut berkali-kali namun tetap memanjat tanpa kenal lelah.
Kesuksesan menggapai hadiah dalam event panjang pinang tidak terlepas dari kekompakan anggota tim. Kerjasama yang baik dan saling bahu membahu merupakan kunci utamanya. Yang kuat dan besar menjadi pondasi, sementara yang kecil dan ringan terus beraksi naik, dan yang sedang-sedang menjadi penompang. Demikian sekelumit gambaran mengenai panjat pinang, perjuangan dan kerjasama merupakan nilai-nilai yang bisa diterapkan dikehidupan nyata.
Sementara meminang, biarpun berakar dari kata pinang namun sangat berbeda jauh dengan panjat pinang. Akan tetapi jika ditelusuri benang merah antara keduanya maka terdapat beberapa unsur kesamaan. Meminang dan panjat pinang, keduanya butuh usaha dan kesungguhan. Tidak mungkin bisa kita dapatkan gadis impian jika hanya duduk menghayal sambil menyeruput kopi yang disertai dengan kepulan asap rokok.
Syaikh Az-Zarnuji dalam Ta'lim Muta'alim mengutip sebuah pernyataan:
وقيل: من طلب شيئا وجد وجد ومن قرع الباب ولج ولج. وقيل: بقدرما تتعنى تنال ما تتمنى
Ada dikatakan : “siapa sungguh-sungguh dalam mencari sesuatu pastilah ketemu” “Barangsiapa mengetuk pintu bertubi-tubi, pasti dapat memasuki”. ada dikatakan lagi: “Sejauh mana usahamu, sekian pula tercapai cita-citamu”
Pada intinya, meminang itu butuh usaha, dan harus mengerahkan segala upaya. Jika tekat telah bulat, hati juga telah mantap, segeralah datangi walinya untuk meminang. Jangan pernah bermain curang dengan berpacaran, karena cinta yang sejati terbina atas dasar penikahan yang diakui oleh Agama maupun negara.
COMMENTS