Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) kata galau diterjemahkan dengan gelisah, gundah, menyimpan beban dalam diri. Dalam sejarah kita menemukan bahwa Imam Al-Muzanni (w264) pernah galau disaat mendapati apa yang ditulis oleh guru beliau Imam Syafie (w204) dalam kitab Al-Umm dan Al-Hujjah hanya berisi riwayat-riwayat beliau dalam masalah fiqih.
Imam Al-Muzanni galau jika ilmu dan mazhab gurunya menjadi punah sehingga tidak sampai ke anak cucu. Lantas kemudian beliau menuliskan ringkasan dari apa yang telah beliau peroleh dari sang guru menjadi sebuah kitab yang ringkas dan sistematis sehingga lebih mudah dipahami, yang kemudian hari kita kenal dengan nama Kitab Mukhtasar Al-Muzanni. dan kitab ini termasuk salah satu kitab Induk dalam mazhab Syafie, seandainya Imam Al-Muzanni tidak galau mungkin tidak kita dapati hal yang sedemikian rupa.
Kita yang sekarang hidup di abad modern ini dengan segudang masalah masing, jangan sampai galau menjadi penghambat dalam melahirkan karya. akan tetapi jadikan galau sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik. [Rumah Fiqih]
COMMENTS