Oleh: Saiful Hadi
Seorang guru, baik itu mengajar di TK maupun di tingkat mahasiswa, mereka bagaikan mentari yang menghilangkan awan-awan kejahilan yang menutupi pikiran muridnya. Melalui tangan mereka manusia dididik agar menjadi manusia yang berguna baik bagi dirinya sendiri maupun agama dan bangsa. Sehingga sudah sepantasnya seorang guru untuk dihormati dan menjaga adab ketika berhadapan dengannya.
Dalam Jam'ul jawamik musannafat disebutkan, setidaknya ada beberapa adab yang penting sekali untuk diketahui oleh para pelajar terhadap guru-guru mereka. Diantaranya, seorang murid harus mendahulukan memberi salam jika berjumpa dengan sang guru, lalu jangan banyak berbincang jika tidak ada manfaatnya. Selanjutnya jika sedang berada di dalam kelas saat berlangsung pelajaran, usahakan simak setiap penjelasan dengan seksama, dan minta izin ketika hendak menanyakan sesuatu yang ia rasa masih belum dipahami.
Dan tidak kalah penting jua, hendaknya tidak berbisik-bisik atau berisik dikelas kala sang guru sedang mengajar, apalagi asyik bermain dengan gadget. Namun belakangan ini, keadaan sebuah kelas sudah amat memprihatinkan, yang seharusnya murid fokus dengan pelajaran, malah sibuk dengan hiburan yang ada di genggaman.
Selain itu, juga sering kita dapati pemandangan, baik di media maupun secara langsung, mahasiswa-mahasiwa mengekspresikan unek-uneknya sambil berdemo. Dan tidak jarang demo berakhir dengan kisruh dan pengrusakan fasilitas publik. Beginikah adab dari seorang pelajar? Jika menilik dari uraian sebelumnya tentu jauh sekali dari yang namanya beradab, berbincang2 dalam kelas saja ketika guru sedang memberi penjelasan sudah dikatakan tidak beradab, apalagi berdemo sambil teriak2 merongrong kampus.
Melihat berbagai fenomena seperti demikian, sudah barang tentu ada hal-hal yang perlu untuk diperbaiki dalam dunia pendidikan ini. Sebab, pendidikan bukan hanya untuk menciptakan generasi yang pintar, tapi harus melahirkan generasi yang beradab dan berakhlak mulia.
Jika kita alihkan perhatian ke dunia pesantren atau dayah, belum pernah di dapati ada santri yang mendemo kyai, biarpun berada dalam keterbatasan, namun hal itu diterima dengan lapang dada tanpa menggugat para pimpinan dengan cara-cara yang tak beradab. Melihat fakta ini, mungkin kita bertanya, apa yang membuat dunia pesantren adem? maka jawabannya adalah adab. Sebab, ketika adab hilang maka akan munculkan tindakan-tindakan yang biadab.
Penting untuk disadari, berkah dan bermanfaatnya sebuah ilmu tidak terlepas dari sikap menjaga adab dengan pemilik ilmu, yakni sang guru.
COMMENTS