Oleh: Saiful Hadi
Akhir-akhir ini perilaku menyimpang yang pernah dilakukan oleh kaum Nabi Luth kembali menggeliat, malahan di dunia barat secara terang-terangan memplokamirkan diri sebagai penyuka sesama jenis. Akal sehat tidak habis pikir, bagaimana ceritanya lelaki bisa menyukai lelaki bahkan melakukan hubungan s3ks dengan lelaki, apakah perempuan sudah tidak secantik lelaki? Nabi Luth As begitu heran melihat kelakuan umatnya sebagaimana yang tersebut dalam surat Al-A'raf ayat 81 berikut:
"Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas." (Qs. Al-A'raf: 81)
Secara naluri, setiap manusia memang mendambakan pasangan dalam kehidupannya. Keberadaan pasangan diharapkan menjadi washilah bagi datangnya ketentraman. Oleh karena itu, agama mensyariatkan dijalinnya pertemuan antara lelaki dan perempuan, dan kemudian mengarahkan pertemuan itu sehingga terlaksananya "perkawinan", dan beralihlah kerisauan mereka menjadi ketentraman atau sakinah dalam istilah al-Quran pada surat ar-Rum (30) :21.
Sakinah terambil dari kata sakana yang berarti diam/tenangnya sesuatu setelah bergejolak. Itulah sebabnya mengapa pisau dinamai sikkin dalam bahasa arab, karena ia adalah alat yang menjadikan binatang yang disembelih menjadi tenang, tidak bergerak, setelah tadinya ia meronta. Sakinah-karena perkawinan-adalah ketenangan yang dinamis dan aktif, tidak seperti kematian binatang. [1]
Gejolak lelaki hanya akan teredam oleh perempuan, dan gejolak perempuan akan terpuaskan dengan adanya lelaki. Karena keduanya secara fisik memang tercipta untuk saling melengkapi. Namun akan lain ceritanya tatkala lelaki malah suka dengan lelaki, apalagi perempuan penyuka sesama jenis, perilaku yang menyimpang tidak akan pernah terpuaskan dan gejolak tetap akan berguncang. Hal ini lantaran, ada faktor yang hanya dimiliki oleh perempuan dan menjadi pelengkap bagi lelaki, dan demikian juga ada bagian penting dari lelaki yang tak bisa digantikan oleh apapun jua bagi perempuan.
Dan anehnya, pemikiran aneh yang dimiliki oleh penyuka sesama jenis malah jarang sekali ditemukan dalam dunia binatang. Se babi-babinya babi masih kawin dengan babi betina, sehingga wajar saja Allah Ta'ala menyebut mereka-mereka yang sesat ini seperti hewan bahkan jauh lebih rendah dari hewan.
"mereka memiliki mata tetapi tidak dipergunakanya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengarkan ayat-ayat Allah. Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah" (Qs. Al-A'raf: 179)
[1] Qurays Shihab, wawasan al-Quran
COMMENTS