Catatan Sejarah | Imam al-Thabari penulis Kitab Tafsir Al-Thabari yang terkenal itu, dalam sehari beliau menulis sebanyak 40 lembar, dan itu dilakukan selama 40 tahun [1]. Jika dalam setahun ada 365 hari, maka dalam setahun beliau telah selesaikan sebanyak 40 x 365 = 14.600 Lembar, katakanlah satu jilid buku berjumlah 500 lembar halaman, maka selama setahun berarti 14.600/500 = 29, sehingga ada sebanyak 29 buku selama setahun. Coba kalikan saja 40 tahun, tentu saja ratusan jumlahnya.
Pada zaman Imam Al-Thabari bisa dipastikan belum ada komputer atau microsoft word untuk mengetik layaknya sekarang, akan tetapi ditengah keterbatasan zaman sperti itu, ratusan karya dapat mereka lahirkan. Semangat menulis mereka jauh melintasi zaman mereka sendiri. Bahkan kita yang hidup di abad yang serba gemerlap ini masih kalah jauh, jangankan buku, terkadang skripsi saja belum kelar-kelar.
Sehingga tidak mengherankan, tatkala Monggol membumi hanguskan Bagdad, konon katanya ratusan buku yang ada diperpustakaan yang dibuang ke sungai Eufrat menyebabkan warnanya menjadi hitam karena saking banyaknya tinta yang terlarut.[2]
Ikatlah ilmu dengan tulisan, mari menulis. Ada pepatah yang mengatakan, ilmu itu seperti burung, tangkap ia dengan cara menulisnya. Begitulah yang namanya pengetahuan, ia dengan begitu mudahnya terbang dari memori kita jika lengah dalam menjaganya, dan mencatat adalah salah satu upaya dalam melawan lupa sehingga ilmu tidak menghilang begitu saja.
[1] History of the Arabs, Philip K. Hitti
[2] Dari Puncak Bagdad
COMMENTS