Oleh: Saiful Hadi
Beristighfar selain untuk memohon keampunan terhadap segala dosa dan kesalahan, juga menjadi solusi terhadap segala permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam kitab Tafsir al-Qurtubi dikisahkan, pada suatu ketika Imam Hasan al-Basri didatangi oleh orang-orang yang hendak mengadu terhadap permasalahan kehidupan yang mereka hadapi.
Orang pertama yang mendatangi beliau bercerita, bahwa dikampungnya sudah mengalami kemarau panjang. Mata air sudah mulai mengering, rerumputan yang menjadi pakan ternak pun juga sudah menguning, apalagi tanam-tanaman yang lain sudah pada gagal panen. Lalu dijawab oleh sang Imam, Istaghfirillah, ber-istighfarlah kamu kepada Allah, itu solusi untukmu.
Lalu datang orang selanjutnya mengadu kepada beliau. Ia berkata, "duhai Imam, sudah lama kami menikah namun belum juga dianugrahkan keturunan, apa yang harus kami lakukan". Imam Hasan al-Basri pun berkata Istaghfirillah, ber-istighfarlah kamu kepada Allah, itu solusi untukmu.
Dilain kesempatan, ada seorang lelaki yang mengadukan nasibnya kepada Imam Hasan al-Basri, bahwa betapa sempit kehidupannya, setiap waktu bekerja dan berusaha namun tetap saja belum bisa keluar dari jurang kemiskinan. Sang Imam pun mengatakan kepada lelaki tersebut, Istaghfirillah, ber-istighfarlah kamu kepada Allah, itu solusi untukmu.
Masih dalam tafsir al-Qurtubi, dikisahkan bahwa Imam Hasan al-Basri didatangi oleh seorang laki-laki yang mengadu kepada beliau bahwa tanaman yang ada di kebunnya sudah banyak yang layu akibat terserang hama, ia datang meminta solusi pada sang Imam. Lalu Imam Hasan pun berkata, Istaghfirillah, ber-istighfarlah kamu kepada Allah, itu solusi untukmu.
Melihat Imam Hasan al-Basri selalu memberi jawaban yang sama padahal masalah yang ditanyakan berbeda-beda, akhirnya salah seorang muridnya bertanya, "wahai Tuan Guru, kenapa engkau memberikan jawaban yang sama persis, sementara persoalan mereka tidak sama?".
Imam Hasan al-Basri pun menjawab, "apa yang saya katakan sebagai jawaban untuk mereka bukanlah seenak saja saya menjawab, akan tetapi jawaban tersebut berdasarkan apa yang telah Allah ta'ala firmankan dalam QS. Nuh dari ayat 10 s.d. 12
فَقُلۡتُ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارٗا
maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, -Surat Nuh, Ayat 10
يُرۡسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيۡكُم مِّدۡرَارٗا
niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, -Surat Nuh, Ayat 11
وَيُمۡدِدۡكُم بِأَمۡوَٰلٖ وَبَنِينَ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ جَنَّٰتٖ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ أَنۡهَٰرٗا
dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” -Surat Nuh, Ayat 12
Setiap masalah yang mereka keluhkan telah Allah ta'ala jawab dalam ayat tersebut, yaitu dengan beristighfar. Dengan Istighfar, akan Allah ta'ala turunkan hujan yang akan menghilangkan kemarau, juga akan menghilangkan kemiskinan dengan memperbanyak harta, juga menganugrahkan keturunan, serta menumbuhkan tanaman-tanaman dalam kebun-kebun yang mereka miliki.
Demikianlah, begitu luarbiasanya istighfar. Sehingga sudah sepatutnya untuk membiasakan diri memohon ampunan pada Allah ta'ala.
- [accordion]
- Donasi Kamu Untuk Catatan Fiqih
- Catatan Fiqih berjalan atas kerja keras seluruh jejaring penulis dan editor. Jika kamu ingin agar kami bisa terus melahirkan catatan atau video yang mengedukasi publik dengan nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil Alamin, silakan sisihkan sedikit donasi untuk kelangsungan website ini. Tranfer Donasi mu di sini:
Paypal: hadissoft@gmail.com | atau BRI 3906-01-010624-53-8 an. Saiful Hadi
COMMENTS