Oleh Saiful Hadi
Pada tahun 583 Hijriah atau 1187 Masehi, dunia Islam menyaksikan peristiwa besar yang mengguncang sejarah. Sultan Shalahuddin al-Ayyubi berhasil merebut kembali kota suci al-Quds (Yerusalem) dari tangan pasukan Salib. Setelah sembilan puluh satu tahun lamanya berada di bawah kekuasaan Eropa, kota itu kembali ke pangkuan Islam dengan cara yang penuh wibawa dan kebijaksanaan.
Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitab Tārīkh al-Khulafā’ pada Bab An-Nashir Lidinillah Ahmad, ia mencatat bahwa pada tahun tersebut terjadi banyak penaklukan besar di negeri Syam, namun yang paling agung di antaranya adalah penaklukan al-Quds. Keberhasilan ini menjadi puncak perjuangan panjang Shalahuddin setelah kemenangannya dalam perang Hittin, yang membuka jalan bagi pembebasan kota suci itu.
Kemenangan yang Menjadi Nyata
Setelah memasuki Yerusalem, Shalahuddin tidak bertindak dengan kemarahan atau balas dendam. Namun ia menghapus sistem hukum Eropa yang telah diberlakukan selama hampir satu abad, mengganti gereja-gereja yang berdiri di atas tanah wakaf kaum Muslimin menjadi madrasah dan lembaga ilmu. Banyak di antara madrasah itu bermazhab Syafi‘i, sebuah langkah yang memperlihatkan perhatian besar terhadap pendidikan dan dakwah.
Yang lebih mengagumkan lagi adalah sikap toleransinya terhadap penduduk non-Muslim. Imam Suyuthi menulis bahwa Shalahuddin tidak menghancurkan tempat-tempat suci umat Nasrani. Ia meneladani kebijaksanaan Khalifah Umar bin Khaththab yang juga tidak merusak situs-situs suci ketika pertama kali menaklukkan al-Quds. Dengan kelembutan dan keadilan, Shalahuddin menjaga kesucian Masjid al-Aqsa dan mempersilakan penduduk untuk hidup damai di bawah perlindungan Islam. Imam Suyuthi menutup catatannya dengan doa, “Semoga Allah memberi balasan yang besar atas jasa-jasanya terhadap Islam.”
Tafsir Ibnu Barjan dari Andalusia
Beberapa dekade sebelum penaklukan itu terjadi, seorang ulama besar dari Andalusia bernama Ibnu Barjan telah menulis sesuatu yang mengejutkan dalam tafsirnya. Ia menafsirkan ayat kedua dan ketiga dari Surah Ar-Rûm:
“Bangsa Romawi telah dikalahkan di negeri yang terdekat, dan mereka sesudah kekalahan itu akan menang kembali.”
Ibnu Barjan menafsirkan ayat ini bukan sekadar dalam konteks sejarah Romawi kuno, melainkan dengan pendekatan numerik terhadap huruf-huruf Al-Qur’an. Melalui metode ʿilm al-ḥurūf, ia menghitung nilai huruf-huruf pada ayat tersebut dan sampai pada kesimpulan bahwa kekuasaan Romawi atau Eropa atas Baitul Maqdis akan berakhir pada tahun 583 H. Tafsir ini ia tulis pada tahun 536 H, atau sekitar lima puluh tahun sebelum penaklukan itu benar-benar terjadi.
Ketika Shalahuddin mengibarkan panji Islam di atas kubah Baitul Maqdis pada tahun 583 H, tafsir Ibnu Barjan menjadi nyata. Bahkan Seorang ulama besar dari Damaskus, yaitu Abu Syamah, ia mengakui kebenaran tafsir tersebut.
Ia berkata bahwa apa yang dikatakan oleh Ibnu Barjan merupakan salah satu penafsiran yang sangat akurat. Menurutnya, hal itu bukan hasil karangan atau kebetulan, karena Ibnu Barjan menulis tafsir itu jauh sebelum penaklukan terjadi. Kesaksian Abu Syamah ini menjadi penguat bahwa tafsir Ibnu Barjan bukan sekadar hasil permainan angka, melainkan pancaran ilmu dan keyakinan yang bersumber dari Al-Qur’an.
Penutup
Dari Andalusia hingga Syam, dari pena Ibnu Barjan hingga pedang Shalahuddin, sejarah Islam memancarkan satu pesan abadi: bahwa kejayaan akan selalu berpihak kepada mereka yang menjaga iman dan ilmu. Penaklukan al-Quds pada tahun 583 Hijriah bukan hanya babak kemenangan, tetapi juga tanda bahwa janji Allah dalam Al-Qur’an adalah kebenaran yang akan selalu terwujud bagi hamba-hamba-Nya yang berpegang teguh pada-Nya.
"Ketika pedang Shalahuddin membebaskan al-Quds, pena Ibnu Barjan telah lebih dulu menyingkap waktunya. Sebab kemenangan sejati selalu lahir dari cahaya ilmu dan keyakinan kepada janji Allah.”
- [message]
- Support Catatan Fiqih
- Catatan Fiqih berjalan atas kerja keras seluruh jejaring penulis dan editor. Jika kamu ingin agar kami bisa terus melahirkan catatan atau video yang mengedukasi publik dengan nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil Alamin, silakan sisihkan sedikit donasi untuk kelangsungan website ini. Tranfer Donasi mu di sini:
Paypal: hadissoft@gmail.com | atau BSI 7122653484 an. Saiful Hadi
COMMENTS