Mahar Bukanlah Penghalang

Menikah, kata-kata ini menjadi impian setiap anak muda yang ingin membangun cinta dengan cara yang halal. Banyak sekali Hadist Rasulullah yang memotivasi anak muda untuk segera memasuki jenjang yang satu ini. Kita sebut saja seperti sebuah hadist dari Abdullah bin Mas’ud beliau berkata, “Rasulullah saw. Bersabda kepada kami, ‘wahai generasi muda, barang siapa diantara kamu telah mampu berkeluarga, hendaknya ia kawin, karena hal itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan, barang siapa belum mampu, hendaknya ia berpuasa, karena hal itu dapat mengendalikanmu”(1).

Dari redaksi hadist tersebut tadi ada banyak hikmah dari menikah, antara lain adalah menundukkan pandangan sehingga kehidupan lebih tenang serta menjaga kemaluan dari nafsu liar yang tercela. Dan tentu saja ada banyak pelajaran lain dari hadist tersebut, adalah para ahli yang berkompeten yang paling layak menjelaskannya secara lebih detail.

Menikah dan ketenangan
Salah satu tujuan pernikahan adalah menggapai ketenangan jiwa dan raga. Allah Ta’ala telah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Sehingga rasanya jika belum menikah seperti burung yang terbang hanya mengunakan satu sayap saja, tentunya akan sulit bagi burung untuk terbang membung-bung tinggi di angkasa jika hanya dengan satu sayap. Demikian juga halnya para lajang yang belum nikah, hidup menjadi kurang tenang contohnya saja saat berkendaraan, spion kiri dan kanan seolah-olah membisikkan yang dibelakang itulah sang pujaan yang patut kau jadikan pasangan, walhasil konsentrasi hilang dan badan jalanlah yang akan menjadi santapan. Namun jika sudah menikah hal-hal yang seperti itu pastinya tidak akan lagi mempengaruhi lantaran ada seorang bidadari di rumah yang sedang menanti sehingga bakal lebih berhati-hati.

Ketenangan jiwa bagi mereka yang telah menikah semakin terpancar lewat wajah yang lebih sumringah, dan kebanyakan orang yang sudah menikah biasanya berat badan bertambah, hal ini menurut saya termasuk tanda dari senang dan tenang. Sebab, jika sering stress dan pikiran galau biasanya akan berpengaruh terhadap berat badan lantaran selera makan bisa berkurang. Sementara yang sudah menikah sayur asam pun terasa nikmat karena dibuat dengan penuh kecintaan untuk yang tercinta.

Terus harus bagaimana?
Ketika keinginan untuk menikah telah membuncah di dada, pertanyaan pertamanya lantas saya harus menikah dengan siapa? Persoalan “siapa” ini menjadi lebih rumit dibandingkan dengan mahar, karena jika “siapa” itu sudah jelas jangankan emas, permata yang paling langka pun akan dicari demi meminang sang tercinta. Untuk masalah “siapa” sebenarnya Rasulullah sendiri sudah mewanti-wantikan kepada kita tentang 4 kriteria dalam menilai si “siapa” itu. Dalam Sabdanya Rasulullah berkata “perempuan itu dinikahi karena 4 hal, yaitu harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan bahagia”(2)

Disisi lain terkadang mahar menjadi momok yang mengusarkan hati banyak anak muda. Bagaimana tidak, Khususnya di Aceh yang namanya mahar itu identik dengan emas, dan sistem satuan emas bukan “gram” melainkan “mayam”, satu mayam ini setara dengan tiga gram. Katakanlah ada calon istri yang menetapkan mahar 10 mayam, maka untuk urusan mas kawin saja kita harus mempersiapkan sekitar 17 Jutaan. Seperti yang telah diuraikan di atas, persoalan mahar bukanlah sebuah hal yang perlu dirisaukan. Buktinya banyak anak muda yang berhasil melangsungkan pernikahan tanpa ada kendala yang berarti. Karena Allah Ta’ala sudah menjanjikan “Barang siapa yang bertaqwa, Allah akan menjadikan jalan keluar terhadap persoalannya”. Dan menikah adalah salah satu wujud taqwa, karena dengan pernikahan berarti telah memelihara diri dari perbuatan yang tak direstuiNya.

Menikah berarti telah mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian, karena seperti yang telah disampaikan oleh baginda Nabi setiap amalan manusia akan terputus jika telah meninggal kecuali jika ada anak yang shaleh yang akan mendoakan dia sehingga pahala terus mengalir biarpun jasad telah tak bernyawa. Jalan satu-satunya untuk mendapatkan keturunan yang baik adalah dengan menikah. Kembali ke empat criteria yang disebutkan oleh Baginda Nabi, seorang wanita dinikahi karena faktor keturunan.

Ada banyak hal yang bisa dipahami dari kata “keturunan”, gadis yang berasal dari keluarga yang baik dan jelas asal usulnya tentu saja ini sangat baik bagi perkembangan anak kita nantinya. Hal ini dikarenakan umumnya orang Aceh Khususnya kawasan Aceh Besar, ketika anak gadisnya menikah maka sang suami ikut tinggal bersama istri dirumah mertua. Saat nantinya kita punya anak tentu saja interaksi anak kita lebih banyak dengan keluarga pihak istri kita, dan bisa dipastikan anak kita pun juga bakal mengikuti kultur yang ada dalam keluarga tersebut. Sehingga sudah sepatutnya kita mencari yang berasal dari keluarga yang baik-baik demi kebaikan masa depan anak kita sendiri.

Siapa sih yang tidak menginginkan wanita yang cantik? Sebagai lelaki normal sudah pasti kita menginginkan yang cantik, namun cantik ini tidak akan sama standarnya antara masing-masing orang. Lantas kenapa harus cantik? Karena tujuan utama menikah adalah untuk menggapai ketenangan, kecantikan sang istri akan membuat hati lebih tentram dan pandangan lebih tertahan. Kecantikan akan menumbuhkan cinta yang lebih besar, biarpun demikian cinta itu tidak tumbuh hanya lantaran faktor cantik semata, namun umumnya hal utama yang membuat hati tertarik adalah cantik.

Cinta yang membuat cantik atau cantik yang membuat cinta?
Kedua hal ini ada benarnya, namun menurut saya pribadi cantiklah yang membuat jadi cinta lantaran cinta diawali dengan proses penginderaan dan perkenalan, sukar mencintai jika tidak kenal. Walhasil cantiklah yang membuat cinta, dan cintalah yang membuatnya semakin cantik. Baiklah kita sudah menemukan makhluk cantik yang membuat menjadi cinta, lantas timbul pertanyaan apakah dia sendiri mau dengan kita? Nah untuk itu perlu sekali kita melihat faktor agama, wanita yang beragama akan lebih bijak dalam menentukan pilihannya siapa yang patut dia terima. Wanita yang beragama akan lebih sabar menerima kita apa adanya.

Beragama dan Cerdas
Dalam kitab Fathul Muin, salah satu criteria wanita yang patut untuk dinikahi adalah “Dayyinah” yang bermakna kuat agamanya dan baik budinya dan yang lebih utama adalah wanita yang cerdas. Dewasa ini banyak wanita yang berpendidikan tinggi, selesai S1 lanjut S2, bahkan ada yang melanjutkan lagi sampai ke tahap S3. Tentu saja ini adalah hal yang sangat mengembirakan, namun dampak negative dari tingginya pendidikan seorang wanita terkadang membuatnya terkesan memasang standart yang tinggi untuk criteria calon suaminya. Banyak anak muda yang menjadi kenyut dengan wanita model begini, katakan saja si gadis kuliah di jurusan yang wah seperti Kedokteran misalkan, sering ngikut kajian lagi, dan juga punya wajah yang menarik perhatian, lantas siapa yang tidak tertarik, sudah cantik berpendikan bagus serta alim lagi, komplit sudah. Yang pasti, seorang wanita harus berpendidikan tinggi, ini lantaran dari tanggan merekalah penerus bangsa digembleng untuk pertama kalinya, ibu yang baik dan cerdas akan memberi pengaruh yang baik bagi anak anaknya.

[1] Bulughul Maram, Hadist No.993, HR. Muttafaqun Alaihi
Name

akhlaq,5,Aqidah,24,Berita,2,biografi,19,Buku,11,dakwah,46,Dayah,11,Doa,12,Download,11,Dunia Muslim,18,ebook,11,Fiqih,114,gerhana,15,Ibadah,44,Infografik,7,Islam,62,jamaah,1,Jinayah,1,Jumat,41,khutbah,41,Kisah,20,LGBT,1,Masjid,15,Mazhab,1,Motivasi,209,Muamalah,12,Nikah,55,PELAJAR,5,Perpustakaan,34,Puasa,12,quote,3,quran,2,qurban,1,Ramadhan,12,santri,13,sejarah,25,Shalat,18,Syar'i,1,Tafsir,8,Tarawih,26,Thaharah,5,tokoh,11,Ulama,2,Video,57,Warisan,11,
ltr
item
Catatan Fiqih: Mahar Bukanlah Penghalang
Mahar Bukanlah Penghalang
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiItHnaatiNvGRS7ew8KLwoGj446ktU9G1WNEnxKyoGEJquVZaPb4Kpq97y8sOaa8WxgcCigVrCjOuEDysyihChFbooWGZyi1Y1U0a5Ck_m9EiBXlwFM2tAqogQHh0CmIqpC7Dh-oYGG2A/s1600/mm_mahar_00.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiItHnaatiNvGRS7ew8KLwoGj446ktU9G1WNEnxKyoGEJquVZaPb4Kpq97y8sOaa8WxgcCigVrCjOuEDysyihChFbooWGZyi1Y1U0a5Ck_m9EiBXlwFM2tAqogQHh0CmIqpC7Dh-oYGG2A/s72-c/mm_mahar_00.jpg
Catatan Fiqih
https://www.catatanfiqih.com/2014/05/mahar-bukanlah-penghalang.html
https://www.catatanfiqih.com/
https://www.catatanfiqih.com/
https://www.catatanfiqih.com/2014/05/mahar-bukanlah-penghalang.html
true
7393550621511658776
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content